Jumat lalu saya menyempatkan diri untuk menonton film di Museum Benteng Vredeburg. Siang hari. Pukul 13.00 WIB. Tampak terniat sekali, ya? Berangkat dari rumah selepas zuhur, berjalan kaki sendirian di bawah garangnya matahari, demi sebuah film.
Namun, perlu diketahui bahwa itu bukan perihal terniat sekali. Sesungguhnya itu semacam keterpaksaan karena memang untuk Jumat, tak ada jadwal pemutaran pada jam lain. Jadi mau tak mau karena maunya nonton Jumat, ya terima nasib saja.
Begini, lho. Selama September 2022 ini pemutaran film di Museum Benteng Vredeburg dijadwalkan pada Jumat dan Minggu. Untuk Jumat satu sesi saja, yaitu siang hari. Sementara untuk Minggu ada dua sesi, yaitu pukul 10.00 WIB dan pukul 13.00 WIB.Â
Tujuan yang Tercapai
Sesuai dengan jadwal yang telah dirilis, film yang saya tonton berjudul Kulari ke Pantai. Ini merupakan film keluarga, yang tentunya cocok untuk semua kalangan usia, mulai dari batita hingga kakek buyut.
Alhasil siang itu saya pun menonton bersama anak-anak beserta ibu mereka, anak-anak muda, dan para remaja yang masih berseragam sekolah. Tampaknya para remaja SMP/SMA itu mampir nonton dulu sebelum pulang ke rumah.
Baguslah mampirnya ke museum. Baik tujuannya semata-mata nonton maupun sekadar iseng ketimbang bingung mau main ke mana, pilihan mereka jelas lebih baik daripada bikin onar di jalanan. Iya 'kan?
Dengan demikian, tujuan Museum Benteng Vredeburg menyelenggarakan kegiatan Bioskop Museum sedikit banyak telah tercapai. Pada dasarnya 'kan kegiatan tersebut untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Demi menarik minat masyarakat. Terutama dari kalangan anak-anak muda.
Jadi ketika pemutaran film betul-betul menjadi magnet bagi (calon) pengunjung, terkhusus dari kalangan generasi Z, berarti tujuan diadakannya Bioskop Museum tercapai. Sungguhan dapat membuat mereka melangkahkan kaki ke Museum Benteng Vredeburg.
Terlepas dari motif utama yang mereka punya, yang terpenting sudah mau melangkah dulu. Minimal saat berjalan dari loket pembelian tiket hingga ruangan untuk menonton film, mereka sudah melihat-lihat sebagian kondisi museum.
Kemungkinan besar mereka cuma melintasi halaman tengah dan sayap selatan. Tidak sekalian memasuki ruangan-ruangan diorama.
Namun, jangan lupa. Arsitektur bangunan-bangunan yang terletak di kompleks Museum Benteng Vredeburg sangat indah. Begitu pula patung-patung dan lukisan yang berada di beberapa selasar bangunan. Semua sudah berbicara banyak.
Nah. Bukankah semua itu berpotensi menarik minat untuk kunjungan berikutnya?
Filmnya Bagus, Tetapi Bikin Penonton Kabur
O, ya. Film Kuberlari ke Pantai diproduksi oleh Miles Film. Rilis perdana pada Juni 2018. Produsernya Mira Lesmana. Adapun sutradaranya Riri Riza. Lalu, lagu tema yang dipakai adalah karya kelompok musik RAN.
Tak saya pungkiri, deretan  nama-nama besar itulah yang memantik semangat saya untuk nonton Kulari ke Pantai. Terlebih lagu temanya sukses menggondol kemenangan di ajang FFI 2018. Sungguh bikin penasaran.
Syukurlah rasa penasaran saya itu tertuntaskan oleh program Bioskop Museum. Filmnya pun bagus. Ada beberapa pesan moral yang dapat diambil dari Kulari ke Pantai itu.
Pertama, mengingatkan orang-orang (terutama anak-anak dam remaja) supaya tidak dijajah gadget. Main HP secukupnya. Perbanyak aktivitas dan pergaulan di dunia nyata.
Kedua, jangan malu berbahasa daerah dan berbahasa Indonesia dengan logat medok.
Ketiga, ketika bercakap-cakap dengan sesama orang Indonesia, jangan sok-sokan menggunakan bahasa asing.
Nah. Filmnya memang bagus toh? Bisa memberikan nasihat, inspirasi, dan motivasi. Akan tetapi, sayang sekali sebagian besar penonton pulang sebelum waktunya.
Mengapa? Karena teknik pemutaran filmnya kacau-kacau kocak. Tiap kali mau ganti CD, jedanya cukup lama. Plus tanpa kejelasan. Sampai-sampai saya sempat berpikir, "Ini rusak atau gimana, ya? Kok pemutaran film mendadak berhenti?"
Untunglah saya bersabar menunggu. Sementara sebagian besar penonton memilih keluar ruangan. Apa boleh buat? Mereka pikir pemutaran film tak bakal dilanjutkan.
Ternyata, oh, rupanya, film tetap lanjut. Jeda lama tersebut terjadi hanya karena persoalan teknis. Petugas kurang sat set sat set dalam menangani teknis pemutaran filmnya.
 Sudah begitu, kadangkala susunan pemutaran CD-nya terbalik. Yang mestinya diputar duluan malah diputar belakangan.
Seperti kalau kita baca buku dan penyusunan halamannya terbalik itu, lho. Mestinya baca halaman 7, baru 8, kemudian 9. Eh? Malah penyusunan halamannya 8 dulu, baru 7.
Sejak Tahun 2015
O, ya. Sepertinya banyak warga Yogyakarta yang belum tahu mengenai agenda pemutaran film di Museum Benteng Vredeburg. Ironis, ya? Sebab sesungguhnya, program Bioskop Museum itu sudah ada sejak tahun 2015.
Mungkin pula ada yang sudah tahu informasinya dari media sosial, tetapi belum pernah menonton sama sekali gara-gara tak paham cara beli tiketnya. Sudah begitu, tak ada pula orang yang dapat dimintai informasi.
Mestinya memang bisa mencermati akun Instagram Museum Benteng Vredeburg. Bisa juga meminta informasi detil dari adminnya. Akan tetapi, acap kali orang memang kurang cermat toh?
Cara Nonton Filmnya Gimana?
Jadi, bagaimana cara menonton film di Museum Benteng Vredeburg? Harga tiketnya berapa? Membelinya di mana? Secara daring atau luring? Harus reservasi daring dulu atau bisa beli tiket on the spot?
Caranya gampang sekali. Kita cuma perlu datang ke Museum Benteng Vredeburg, lalu beli tiket masuk untuk wisatawan domestik. Besarannya Rp3.000,00 buat pengunjung dewasa. Kalau masih anak-anak Rp2.000,00 saja.
Jumlah segitu sudah untuk membayar segalanya, ya. Jadi nonton filmnya free. Amazing toh?
Setelah memegang tiket masuk, ya sudah. Silakan langsung menuju ke Ruang Audio Visual di Gedung F, yang berada di lantai dua. Atau, boleh banget kalau mau mengeksplorasi isi Museum Benteng Vredeburg terlebih dulu sebelum jam pemutaran film tiba.
Tak usah khawatir ketinggalan nonton. Jelang film mulai diputar ada pemberitahuan dari petugas, kok. Melalui pengeras suara yang menggema ke seantero sudut museum.
Nah. Sudah jelas toh uraian saya terkait tata cara menikmati Bioskop Museum di Museum Benteng Vredeburg? Jadi, kapan Anda mau nonton film di situ?
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H