Pastilah saya panik mengingat pertandingan tinggal tersisa beberapa menit saja. Semula berharap sekalian saja babak kedua berlangsung seri sehingga ada perpanjangan waktu. Sempat bergumam meminta Jerman bertahan dan betul-betul menjaga gawangnya sampai wasit meniup peluit panjang. Eh, kok malah kebobolan menjelang batas waktu gara-gara fokus menyerang sehingga kecolongan di lini belakang. Â
Ya sudahlah. Pasti kalah. Apa boleh buat? Saya pun bersiap meratapi kekalahan timnas favorit saya itu. Bersiap pula menjadikan Patrik Berger sebagai kambing hitam.
Di layar kaca der Panzer tampak tak kendur semangat menyerangnya. Malah lebih agresif jika dibandingkan dengan sebelum kebobolan. Iya. Sebelum peluit panjang terdengar, masih ada kesempatan untuk mengubah skor. Namun, saya sungguh cemas dengan ketersediaan waktu.
Namun, semangat saya seketika bangkit lagi manakala Oliver Bierhoff, yang turun ke lapangan untuk menggantikan Mehmet Scholl, mencetak gol balasan pada menit ke-72. Selanjutnya pada perpanjangan waktu, setelah menerima umpan Klinsmann, Bierhoff pula yang menjadi penentu kemenangan Jerman. Finally .... 2-1 for Germany!
Pertandingan tersebut merupakan salah satu pertandingan der Panzer yang paling mengesankan bagi saya hingga sejauh ini. Maka saya berharap, hasil yang dipetiknya pada Euro 2020 sama persis dengan hasil pada Euro 1996. Menjadi Juara! Â
Saya paham bahwa kali ini der Panzer berada di grup neraka. Sebagai juara tiga kali Euro (1972, 1980, 1996), Jerman sejak awal sudah harus bertarung melawan Prancis (juara 1984, 2000) dan Portugal (juara 2016). Sementara performa Prancis dan Portugal sejauh ini lebih baik daripada Jerman.Â
Meskipun secara realistis saya amat khawatir, di sisi lain saya pun tetap optimis mengunggulkan Jerman. Lagi pula, saya yakin bahwa Joachim Low telah berusaha mencari solusi terbaik untuk mengatasi situasi sulit tersebut.
Setidaknya upaya itu tampak dari pemanggilan kembali Thomas Muller dan Mats Hummels untuk memperkuat skuad der Panzer. Ia juga merekrut pemain muda bertalenta, Jamal Musiala, yang tampaknya dipersiapkan untuk menjadi pengganti Muller di masa depan.
Yup! Para ahli boleh melakukan prediksi apa saja terkait prestasi der Panzer belakangan ini, yang kurang begitu meyakinkan. Akan tetapi, dukungan plus optimisme saya terhadap pasukan  Joachim Low tak bakalan berkurang.
Keinginan saya kuat dan tegas. Timnas Jerman mesti terus melaju hingga final dan menjadi juara. Kalau belum-belum sudah tumbang, Euro 2020 tak lagi begitu menarik bagi saya. Â Â
Hmm. Kiranya tulisan ini telah menjelaskan dengan gamblang bahwa jagoan saya pada Euro 2020 adalah timnas Jerman. Apakah sama dengan jagoan Anda? Namun, entah sama entah berbeda, yang terpenting jangan lupa untuk menonton pertandingannya di Mola TV lewat Kompasiana.