Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apapun Prediksinya, Timnas Jerman Selalu Juara di Hati Saya

7 Juni 2021   10:03 Diperbarui: 7 Juni 2021   10:19 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Melihat wajah sumringah Thomas Muller dalam foto di atas, saya ikut bahagia. Selamat datang kembali di timnas Jerman, Muller! Jadilah panutan dan inspirator bagi punggawa der Panzer lainnya. Menujulah puncak. Banggakan Jerman dan bahagiakan saya dengan menjadi juara Euro 2020. Muehehehe ....

Saya tidak menutup mata bahwa dalam perjalanan menuju putaran final Euro 2020, prestasi timnas Jerman justru kurang cemerlang. Itulah sebabnya saya merasa nyesek ketika baca-baca prediksi tentang peluangnya di ajang bergengsi tersebut. Tentu nyesek-nya karena sangat khawatir kalau der Panzer beneran angkat koper lebih cepat.

Akan tetapi, tak berarti harapan saya agar timnas Jerman juara menjadi surut. Apakah harapan saya sejenis harapan ngawur yang terbit berdasarkan kebaperan semata? Sekadar asa yang mengawang-awang? Enggak, dong. Harapan saya itu tetaplah merupakan sebuah harapan yang logis.

Sebab beberapa pengalaman sebelumnya membuktikan, der Panzer lambat 'panas'. Walaupun semula performanya kurang meyakinkan, pernah pada ujungnya malah sukses menjadi juara. Pada awalnya bikin jantungan, akhirnya ngasih kejutan manis.

Demikianlah adanya. Setelah berkali-kali menonton der Panzer berlaga dengan kondisi serupa itu, pada akhirnya saya terlatih untuk tidak pernah berhenti berharap agar der Panzer juara, setipis apa pun kemungkinannya. 

Kalau Anda penggemar timnas Jerman, pastilah paham jalan pemikiran saya. Kalaupun bukan penggemarnya namun cukup memperhatikan kiprahnya, Anda pastilah dapat juga melihat mental bajanya.

Para punggawa der Panzer tak mudah frustrasi manakala menghadapi tekanan lawan di lapangan. Bahkan ketika orang-orang sudah memastikan kekalahan mereka, sikap pantang menyerah tetap mereka tampakkan sampai wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan usai.

Adakalanya mereka memang kalah sesuai prediksi orang-orang. Namun, adakalanya mereka mampu membalikkan keadaan, yang berarti memenangkan pertandingan. Sungguh keren 'kan?

Salah satu pertandingan keren serupa itu terjadi pada final Piala Eropa 1996, yang berlangsung di Inggris, di mana pertama kali sebutan Euro dipergunakan. Final yang bikin saya jantungan itu mempertemukan Jerman dan Ceko.

Babak pertama dilalui dengan hasil seri. Hingga akhirnya Ceko unggul pada menit ke-58 melalui eksekusi penalti Patrik Berger. Duh! Peristiwa inilah yang menyebabkan saya tidak menyukai Patrik Berger. Hahaha ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun