Iya, mati-matian berjuang beneran. Saya ini 'kan penganut prinsip "harus sahur'. Lah gimana? Kalau tidak sahur bawaannya lemah lunglai sepanjang hari. Terlebih kalau makan sahur bakalan dapat pahala. Wuih. Aktivitas yang sungguh menguntungkan secara duniawi dan ukhrawi kok ditinggalkan.
Maka saya selalu  memasang alarm keras-keras pada pukul satu, setengah dua, dan dua dini hari. Sengaja beruntun agar probabilitas terbangunnya tinggi. Hahaha!
Selain itu, sebelum membaringkan diri saya sengaja menyetel radio dan memilih saluran RRI. Dalam rancangan saya, bunyi radio akan mempercepat terkumpulnya kesadaran saya begitu membuka mata gara-gara dikagetkan bunyi alarm. Â
Mengapa RRI? Karena RRI mengudara 24 jam. Program acaranya pun tidak melulu lagu-lagu. Jadi alasannya bukan sebab NKRI harga mati, ya.
O, ya. Pada masa kecil hingga SMA di kampung halaman, saya tak perlu serepot sekarang untuk bangun sahur. Saya tinggal mengandalkan panggilan orang-orang yang keliling kampung untuk bangunin sahur dengan cara memukuli klotekan. Namun, saat mulai tinggal di Yogyakarta, saya tidak pernah menjumpai sahur klotekan serupa itu.
Sewaktu tinggal di perbatasan wilayah Kota Yogyakarta dan Bantul, grup klotekan pembangun sahur sempat ada namun mereka seperti enggak niat. Hanya berkeliling beberapa hari. Tak saban hari selama Ramadan.
Saya merasakan dari tahun ke tahun makin tidak ada yang klotekan saat sahur. Tahun-tahun belakangan hanya ada yang memukuli tiang listrik sambil teriak 'sahur, sahuur'. Atau, ada ajakan untuk bersantap sahur dari toa masjid. Hmm. Apakah karena sekarang saya tinggal di pemukiman tengah kota? Bisa jadi.
Zaskia Adya Mecca, Sahur, dan Toa MasjidÂ
Ada apa dengan Zaskia Adya Mecca? Apa hubungannya dengan tulisan ini, beserta sahur dan toa masjid? Begini. Tempo hari dia memberikan kritikan perihal cara membangunkan orang sahur dengan menggunakan toa masjid.
Zaskia beranggapan bahwa panggilan sahur yang didengarnya tidak lucu, tidak etis, dan mengganggu orang lain. Kebetulan posisinya saat mendengarkan itu sedang tertidur kelelahan dan panggilan sahur pun mengagetkan bayinya. Â
Berhubung dia artis, tanggapan warganet pun beragam. Ada yang bernada positif, ada pula yang negatif. Terlebih media daring ikut-ikutan memberitakan dan seperti biasa dibuat narasi yang lebih dramatis ketimbang kondisi aslinya. Hingga terjadilah polemik terkait tatacara dan tradisi membangunkan sahur.