Ketika scrolling di media sosial seperti YouTube, Tik-Tok, dan Instagram, mungkin Anda, terutama yang generasi Z, pernah menemukan istilah seperti dark academia, cottagecore, vaporwave, goth dan masih banyak lagi. Label-label ini sekarang lebih familier disebut sebagai internet aesthetic (estetika internet), namun juga dekat dengan apa yang kita sebut subculture (subkultur).
Subkultur dapat didefinisikan sebagai sekelompok individu menunjukkan perilaku yang cukup membedakan mereka dari budaya asal mereka, namun tetap berada dalam lingkup budayanya.Â
Subkultur pada umumnya muncul di antara kalangan muda, dan berkembang dengan sendirinya, terutama setelah Perang Dunia II. Subkultur yang sering diketahui adalah hippies, punk rock, emo-grunge, bohemian, hip-hop dan seterusnya.
Uniknya, aesthetic lahir dari adanya internet, label yang lebih spesifik dari subkultur. Namun apa itu aesthetic? Aesthetic adalah prinsip, konsep, dan filsafat yang meliputi tema keindahan dan artistik. Namun aesthetic dalam konteks internet aesthetic, seperti subculture adalah label untuk produk-produk budaya tertentu.Â
Perbedaan dari keduanya adalah bagaimana mereka muncul. Subculture lahir dari gerakan suatu komunitas, sementara internet aesthetic lahir dari tren media sosial yang membentuk identitasnya sendiri.
Komersialisasi Identitas dalam Wadah Estetika
Internet aesthetic memiliki khas dimana konsep ini tumbuh dan berkembang bersama komersialisasi produk budaya yang terikat dengannya. Terikat dengan simbol, warna, dan produk, internet aesthetic adalah sesuatu yang mudah dijadikan komoditas dan dikomersialisasi.
Perbedaan signifikan subkultur dan internet aesthetic adalah kesempatan ada tidaknya komersialisasi.
Subkultur muncul pada masa dimana informasi berjalan jauh lebih lambat dari masa kini, jadi dalam pembentukannya subkultur memiliki kesempatan untuk berkembang dalam komunitas yang saling mendukung, lalu ketika komunitas itu cukup besar, barulah di komersialisasi oleh perusahaan-perusahaan.
Internet aesthetic tumbuh dengan cepat dan dikomersialisasi dengan cepat pula. Dengan teknologi industri yang mampu memproduksi barang dengan cepat, informasi yang berjalan dengan hitungan detik, semuanya membantu dalam komersialisasi kilat ini.
Estetika Sebagai Label Identitas
Masa remaja adalah masa pencarian diri, masa pembentukan identitas. Tumbuh besar dengan internet, generasi Z membentuk identitasnya di dunia maya, menunjukkan diri terbaik mereka dengan label yang sesuai, dengan keinginan dilihat sebagai bagian dari label tersebut. Mengapa demikian?