Arca Naga Dieng (Dokumentasi pribadi)
Masalahnya Naga sebagai dwarapala di Nusantara tidaklah populer seperti arca raksasa atau mahakala/ nandiswara. Â Pada masa Mataram kuna dan bahkan sampai Majapahit, Naga selalu digunakan untuk menghiasi /penyangga cerat pada yoni. Â .Naga Bale Kambang secara ikonografi lebih dekat ke periode Jawa Tengah, namun dilihat dari ukuran dan kemungkinannya tampak lebih kepada periode Jawa Timur yang merepresentasikan ular di dalam arsitekturnya. Â
Pada periode Jawa Timur, Naga dipresentasikan cukup menyolok, Naga dibuat dalam ukuran yang besar seperti yang ditemukan di  Candi Naga , komplek Candi Panataran, yang dihubungkan dengan cerita Samudramanthana yakni kisah pencarian air Amerta (air kehidupan).
Candi Naga, Panataran (Dokumentasi pribadi)
Satu temuan arca Naga di museum Trowulan lebih mirip dengan arca Naga Bale Kambang jika dilihat dari ukurannya yang mencapai tinggi 1 meter tetapi gaya kedua arca ini jauh berbeda. Â Naga masa Majapahit tampak lebih raya dibandingkan dengan naga periode Jawa Tengah.Â
 Naga di Museum Trowulan (Dokumentasi pribadi)
Jadi tidaklah benar jika dikatakan ragam hias naga baru muncul pada periode Jawa Timur, kenyataannya pada periode Jawa Tengah pun , ragam hias Naga sudah muncul hanya saja tidak terlalu populer.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya