Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Harus Seperti Apa Figur Bupati atau Wali Kota yang Kamu Pilih?

27 Februari 2018   07:57 Diperbarui: 27 Februari 2018   17:46 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa kampanye Pilkada serentak sedang berjalan. 15 Februari 2018 sampai dengan  24 Juni 2018. Ada waktu  panjang bagi pemilik hak suara  menentukan pilihan calon Bupati/Walikotanya. Nah, bagaimana menemukan figur ideal yang pas bagi daerah mu? ini saya kasih tipsnya;

1.  Track Record Bersih dari Korupsi.

Syarat ini wajib muakkad. Dan harus betul-betul berani mundur begitu terbukti dalam melaksanakan kerjanya bila terpilih terindikasi melalukan korupsi. Bupati yang tidak korupsi, artinya bupati tersebut telah selesai dengan masalah ekonomi di dalam keluarga/rumah tangganya. Dengan Keberaniannya untuk bersumpah demi kehormatan dan keluarganya untuk tidak melakukan korupsi, ini artinya ada niat bagi calon untuk menjadi pemimpin yang amanah. Dengan record bersih dari korupsi, maka otomatis penggunaan anggaran belanja diharapkan efektif, efisien dan tidak terbuang percuma untuk pihak-pihak yang sebetulnya tidak terkait dengan tujuan penggunaan anggaran.

2. Tidak Sok Juragan/Priyayi [egaliter].

Pemimpin yang egalitarian itu artinya pemimpin tersebut mampu menghilangkan 'jarak' antara dia dengan orang-orang yang dipimpinnya, orang-orang yang memilihnya. Dalam setiap kampanye, pasti para calon ini akan melakukan banyak cara agar dekat dan mampu memikat masyarakat. Kalau calon anda ini egaliter, dan sok juragan, tentu mereka akan datang dengan sederhana dan berbincang-bincang dengan anda dalam setiap ada kesempatan. Kemampuan responsi mereka yang egaliter sangat cepat. Dan kemampuan mereka untuk mencari solusi sebuah permasalahan pun luar biasa. Kalau ada calon seperti ini. Jangan ragu untuk menjatuhkan pilihan.

3. Mengerti Masalah Daerahmu.

Kemampuan calon pimpinan untuk secara cepat mengerti masalah yang terjadi di daerah bisa diuji. Caranya? hadiri forum-forum dialog/kampanye terbuka yang memberikan kesempatan bagi anda untuk bertatap muka dan bertanya secara langsung kepada mereka. Tanyakan; Sebenarnya apa yang menjadi masalah daerah anda? Bagaimana cara mengatasinya? dengan pendekatan Anggaran bagaimana kepala daerah mengaturnya? dengan pendekatan sosial kemasyarakatan, bagaimana membuat masalah itu biar selesai dalam lima tahun? bahkan dalam hitungan hari misalnya? Semakin cepat dan ringkas calon tersebut menjawab pertanyaan anda, menandakan orang tersebut punya kualitas menjadi pemimpin di daerah anda.

4.Paham dan Bisa Menjadikan Visi dan Misi menjadi Aksi.

Bahasa Visi dan Misi itu bahasa langit; bahasa ndakik,bahasa yang susah dipahami. Biar mudah, visi misi harus dituangkan lebih detail kedalam program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Semakin detail calon tersebut mampu menjadikan visi misinya tersebut ke dalam program aksi, maka semakin tahu si calon tersebut mau melakukan apa saat nanti dia terpilih. Ingat, Pemimpin yang cak cek(bahasa jawa, artinya gesit dan tidak banyak bicara), diperlukan di era saat ini. Di poin ini, anda harus agak teliti dan mau membaca lebih banyak sumber, terutama dari flyer, brosur, pamflet, serta baliho-baliho yang dipasang oleh para salon-calon pemimpin ada. 

5. Berani Melakukan Kontrak Politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun