Masa kampanye Pilkada serentak sedang berjalan. 15 Februari 2018 sampai dengan  24 Juni 2018. Ada waktu  panjang bagi pemilik hak suara  menentukan pilihan calon Bupati/Walikotanya. Nah, bagaimana menemukan figur ideal yang pas bagi daerah mu? ini saya kasih tipsnya;
1. Â Track Record Bersih dari Korupsi.
Syarat ini wajib muakkad. Dan harus betul-betul berani mundur begitu terbukti dalam melaksanakan kerjanya bila terpilih terindikasi melalukan korupsi. Bupati yang tidak korupsi, artinya bupati tersebut telah selesai dengan masalah ekonomi di dalam keluarga/rumah tangganya. Dengan Keberaniannya untuk bersumpah demi kehormatan dan keluarganya untuk tidak melakukan korupsi, ini artinya ada niat bagi calon untuk menjadi pemimpin yang amanah. Dengan record bersih dari korupsi, maka otomatis penggunaan anggaran belanja diharapkan efektif, efisien dan tidak terbuang percuma untuk pihak-pihak yang sebetulnya tidak terkait dengan tujuan penggunaan anggaran.
2. Tidak Sok Juragan/Priyayi [egaliter].
Pemimpin yang egalitarian itu artinya pemimpin tersebut mampu menghilangkan 'jarak' antara dia dengan orang-orang yang dipimpinnya, orang-orang yang memilihnya. Dalam setiap kampanye, pasti para calon ini akan melakukan banyak cara agar dekat dan mampu memikat masyarakat. Kalau calon anda ini egaliter, dan sok juragan, tentu mereka akan datang dengan sederhana dan berbincang-bincang dengan anda dalam setiap ada kesempatan. Kemampuan responsi mereka yang egaliter sangat cepat. Dan kemampuan mereka untuk mencari solusi sebuah permasalahan pun luar biasa. Kalau ada calon seperti ini. Jangan ragu untuk menjatuhkan pilihan.
3. Mengerti Masalah Daerahmu.
Kemampuan calon pimpinan untuk secara cepat mengerti masalah yang terjadi di daerah bisa diuji. Caranya? hadiri forum-forum dialog/kampanye terbuka yang memberikan kesempatan bagi anda untuk bertatap muka dan bertanya secara langsung kepada mereka. Tanyakan; Sebenarnya apa yang menjadi masalah daerah anda? Bagaimana cara mengatasinya? dengan pendekatan Anggaran bagaimana kepala daerah mengaturnya? dengan pendekatan sosial kemasyarakatan, bagaimana membuat masalah itu biar selesai dalam lima tahun? bahkan dalam hitungan hari misalnya? Semakin cepat dan ringkas calon tersebut menjawab pertanyaan anda, menandakan orang tersebut punya kualitas menjadi pemimpin di daerah anda.
4.Paham dan Bisa Menjadikan Visi dan Misi menjadi Aksi.
Bahasa Visi dan Misi itu bahasa langit; bahasa ndakik,bahasa yang susah dipahami. Biar mudah, visi misi harus dituangkan lebih detail kedalam program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Semakin detail calon tersebut mampu menjadikan visi misinya tersebut ke dalam program aksi, maka semakin tahu si calon tersebut mau melakukan apa saat nanti dia terpilih. Ingat, Pemimpin yang cak cek(bahasa jawa, artinya gesit dan tidak banyak bicara), diperlukan di era saat ini. Di poin ini, anda harus agak teliti dan mau membaca lebih banyak sumber, terutama dari flyer, brosur, pamflet, serta baliho-baliho yang dipasang oleh para salon-calon pemimpin ada.Â
5. Berani Melakukan Kontrak Politik.
Jika poin 1 sampai 4 diatas menurut anda, thenanda tinggal men-challengecalon yang menurut anda ideal tersebut melakukan kontak politik. Kontrak politik ini lazim dilakukan sebagai wujud dukungan anda, beserta komunitas anda untuk memilih dan mendukung si calon. Melakukan kontrak politik artinya anda sådär dengan hak politik anda. Semakin besar jumlah kuantitas komunitas yang anda ajak untuk berkontrak politik, maka semakin mendekatkan calon anda untuk terpilih. Hidup ini pilihan, jadi ndak usah ragu untuk melakukan ini.
6. Putra Daerah Lebih Utama.
Satu mungkin hal yang terkadang sepele, tapi penting untuk kita lihat pada figur calon; riwayat perjalanan hidup mereka, apakah pernah merasakan hidup di kota anda. Ini namanya chemistry. Jika memang dari calon tersebut ada Putra Daerah yang punya lima kriteria di atas, maka jangan ragu untuk memilihnya. Kalau ternyata semuanya Putra Daerah? ya anda harus kembali menguji berdasar lima kriteria di atas. Gampang toh.
Menggunakan hak pilih itu penting, apalagi memilih calon pemimpin daerah yang berkualitas. Ini akan sangat menentukan bagaimana pembangunan akan dilakukan selama lima tahun dalam kepemimpinannya. Ingat, jangan pilih Calon Bupati/Walikota yang mbulet kalo ngomong, sok manis di depan, dan ada indikasi serta kemungkinan si calon ini untuk korupsi. Apalagi yang ngasih2 duit. Ambil aja duitnya, milihnya ya terserah donnkk.
Bagi yang suka tulisan ini, sok lah dishare sama kawan-kawan konstituennya ya..kalau ada pembaca yang merasa tips saya ada yang kurang, silahkan aja ditambahi di kolom komentar. Kita Diskusi Ntar yak. Akhirul Kalam, SELAMAT MEMILIH!!! ()
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H