"Ayo...kemari Ahmad.. Come here" Mister memanggil Ahmad beberapa kali dan disertai isyarat tangan.
Di tengah-tengah kerumunan teman-temannya, Ahmad berjalan dengan penuh keraguan. Ia terlihat malu-malu dan sedikit tidak percaya diri ingin berada di hadapan Mister yang fasih berbahasa Inggris.
Ahmad khawatir jika ia tidak dapat menyampaikan ceramahnya dengan baik. Ahmad terlihat sesekali enggan melangkahkan kakinya. Ia melangkah, lalu terhenti lagi. Ia sungguh terlihat ragu.
"Ayo Mad...Ayo..Mad.." Teman Ahmad memberi semangat agar ia mau memenuhi permintaan Mister.
Ahmad dikenal baik di pondoknya sebagai santri yang bisa berceramah dengan baik. Ia sering diutus mengikuti lomba pidato. Setiap lomba yang ia ikuti, Ahmad selalu mendapatkan juara.
Setelah Ahmad berada di hadapan Mister, Mister meminta Ahmad menyampaikan ceramah singkat. Dengan mengatur napas baik-baik, serta mencoba menenankan dirinya, Ahmad mengucapkan basmallah, lalu memulai ceramahnya.
Mister terlihat mengangguk-angguk melihat Ahmad berceramah. Mister tercengang dan terkagum melihat cara dan mimik Ahmad mengolah kata dengan fasih. Sehingga, di akhir ceramahnya, mereka serentak bertepuk tangan. Lalu, Mister mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu.
"Ayo Ahmad, silahkan ambil dua lembar dari uang ini" Mister mempersilahkan Ahmad mengambil dua ratus ribu dari beberapa lembar uang seratus yang Mister pegang.
"Terima kasih banyak Mister...terima kasih" Ucap Ahmad yang sedikit ragu dan malu mengambil uang dari tangan Mister.
"Tidak apa-apa..Silahkan diambil, ini rezekimu" tegas Mister
Dengan mengucapkan syukur atas rezeki yang ia dapatkan saat itu, Mister menginginkan Ahmad tetap berada di dekatnya.