Ketika hukum Taurat membolehkan perceraian, Yesus mengkoreksinya dengan tidak membolehkan perceraian kecuali karena zinah. Dia menegaskan bahwa pasangan yang bercerai dan kemudian kawin lagi dengan orang lain, maka mereka telah melakukan zinah.
Sejatinya, apa yang dilakukan Yesus yang ateis terhadap hukum Taurat Tuhan, bukan sekedar mengkoreksi, namun justru Dia membawanya ke level moral yang lebih tinggi, agar manusia terbimbing ke arah kebenaran yang hakiki.
Ada hal lain yang secara fundamental juga di rubah oleh Yesus, yaitu membuat setiap orang bisa dekat dengan Tuhannya. Untuk itu, Dia mengajarkan dan mencontohkan cara berdoa dengan menyebut Tuhan dengan Bapa, dan meminta murid-muridNya juga menyebut Tuhan dengan sebutan Bapa dalam setiap doa, agar terasa lebih dekat.
*****
Selain ateis, sebagian orang juga berpandangan bahwa sebenarnya Yesus gagal dalam misinya. Dia gagal meyakinkan bangsa Yahudi bahwa Dialah Mesias yang sedang ditunggu.
Meskipun Yesus telah banyak melakukan pekerjaan-pekerjaan baik, seperti menyembuhkan berbagai macam penyakit, menyembuhkan kebutaan dan membangkitkan orang mati, namun hal itu masih belum mampu menarik mayoritas orang yahudi untuk percaya kepadaNya.
Alih-alih percaya, masyarakat Yahudi, terutama kaum Farisi malah menuduhNya telah menghujat Allah, karena telah menyamakan diriNya dengan Allah. Meski tidak pernah secara eksplisit mengatakan bahwa diriNya adalah Allah atau Anak Allah, namun kaum Farisi telah menyimpulkannya demikian melalui ucapan dan tindakan Yesus.
Selanjutnya, Yesus juga gagal saat membela dirinya di hadapan pilatus. Akhir dari kegagalan ini adalah cemoohan dan penderitaan yang dialami, mulai dari pemakaian mahkota duri, dipaksa memanggul salib dan memuncak pada penyalibanNya.
Pada saat kematiaanya di kayu salib, Yesus hanya mampu membuat beberapa ratus orang dari kaum yahudi yang percaya kepadaNya. Sementara, mayoritas yang lain hanya menganggap Dia hanyalah seorang manusia biasa yang telah melakukan kejahatan besar dan telah pula dihukum sesuai tradisi.
*****
Namun dari yang katanya 'gagal', ternyata Yesus telah berhasil menanamkan rasa percaya dan keyakinan yang sangat tinggi  kepada murid-murid terdekatNya. Para murid yang jumlahnya cuma puluhan orang percaya bahwa Yesus yang ateis itu adalah Mesias Anak Allah.