Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Konflik Rusia-Ukrania, Bisakah Kita Salahkan Gorbachev?

13 Maret 2022   08:49 Diperbarui: 15 Maret 2022   07:43 2016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terciptalah yang namanya polarisasi, di mana dunia terbelah dalam 2 kutub yang bermusuhan. Blok Barat dengan kapitalisme liberalism, sedangkan Blok Timur dengan faham Komunis. Pada tahap selanjutnya peningkatan kekuatan militer pun menjadi sesuatu yang tidak terhindarkan.

Selama periode ini berlangsung 1945 -- 1991, Uni Sovyet "menikmati" posisi yang sangat luar biasa. Keberadaannya di Blok Timur, menjadikan dirinya sebagai penguasa Blok Timur. 

Kekuatan militer yang dikembangkan pada para sekutunya, menjadikan negara-negara Barat berpikir seribu kali untuk melangkah. Sehingga tidak heran Uni Sovyet seakan mempunyai benteng alami wilayahnya dari ancaman negara-negara Barat. Negara-negara sekutu Uni Sovyet yang berada di wilayah Eropa Timur, menempatkan dirinya dalam posisi yang selalu aman.

Dalam skala lebih besar, Uni Sovyet pun memainkan peran penting dalam percaturan politik dunia. Kekuatan Uni Sovyet, seakan menjadi penyeimbang. 

Uni Sovyet dalam setiap momen apa pun akan menjadi pihak yang berseberangan dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat. Keduanya selalu ada di belakang setiap negara yang terlibat konflik di dunia. 

Periode ini dikenal dengan periode Perang Dingin, sebuah permusuhan tingkat tinggi antara keduanya, tapi tidak pernah terwujud dalam konflik saling berhadapan.

Perpecahan Uni Sovyet

Sejarah "kegemilangan" Uni Sovyet mendadak berubah total saat Michaek Gorbachev berkuasa (1990 -- 1991). Sejak merintis karir sebagai Sekjen Partai Komunis Uni Sovyet pada tahun 1985, dia memandang mulai munculnya tanda-tanda keruntuhan Uni Sovyet. Hal ini terutama tampak pada perkembangan perekonomian Uni Sovyet sejak tahun 1980-an.

Pandangan modernnya mendorong untuk segera melakukan beberapa pembenahan. Dan ini tercapai saat dirinya menjabat sebagai presiden Uni Sovyet pada tahun 1990. Ide-ide besar pun diluncurkan yang intinya adalah pembukaan kran demokrasi dan penerapan ekonomi liberal. Dia mempunyai mimpi bahwa Uni Sovyet akan mencapai kejayaan

Dalam proyek pembaharuannya, Gorbachev tanpa malu-malu mengadopsi apa yang berlaku di barat. Padahal selama ini hal-hal tersebut sangat diharamkan oleh pemimpin Uni Sovyet sebelumnya. 

Namun apa lacur, semua tidak berjalan seperti harapan. Persiapan yang belum matang, justru membenamkan Uni Sovyet pada krisi ekonomi yang makin dalam.

Di sisi lain, pelonggaran beberapa aturan yang ada, justru dimanfaatkan oleh sebagian wilayah untuk melepaskan diri dari Uni Sovyet. Perubahan sistim komunisme kea rah demokratis inilah yang jadi biang keladinya. Komunisme yang semula menjadi lem pemersatu Uni Sovyet, kini tidak berfungsi lagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun