Mohon tunggu...
Agus Setyadi
Agus Setyadi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Wartawan Banda Aceh dan Kuliah di komunikasi unsyiah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mereka Yang Hidup Dengan Darah, dan Matipun Karena Darah

10 November 2012   07:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:40 1741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Untuk tetap terlihat segar, Aidil selalu menjaga kesehatan dengan menjaga HB agar tidak berada di bawah enam sehingga zat besi tidak menumpuk di dalam limpa. “Obat juga harus rutin diminum. Dan menghindari makanan yang dapat menurunkan HB seperti mentimun. Transpusi dijaga jangan sampai HB rendah,” bebernya.
**
Direktur Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh, dr Ridwan Ibrahim, mengungkapkan, bahwa thalasemia merupakan penyakit turunan dari orang orang tua yang menderita atau membawa sifat penyakit tersebut pada anak sehingga muncul gejala anemia pada penderitanya. Anemia yang terjadi pada anak tersebut bukan disebabkan karena cacing.

“Tapi karena pembentukan sel darah merah yang tidak cukup seimbang dengan kehancuran sel darah merah yang ada pada sianak,” kata dr Ridwan saat dimintai penjelasan usai acara tersebut.

Tubuh yang tidak mampu memproduksi darah, membutukan transfusi saban bulan agar dapat bertahan hidup. “Darahkan tidak didapat selain dari tubuh manusia harus dari manusia yang mau mendonorkan darahnya utnuk mengganti darah pada anak talasemia itu,” ungkap dr Ridwan.

Orang tua yang anaknya menderita thalasemia juga dituntuk untuk mempunyai kesadaran yang cukup untuk memperhatikan penderitaan anak mereka. dr Ridwan mengharapkan agar orang tua mentransfusikan darah ke tubuh anak mereka pada Hb antara tujuh hingga delapan sehingga pertumbuhan anak semakin cepat dan jauh dari penyakit.

Anak yang menderita thalasemia, pada umumnya memiliki IQ yang sangat tinggi dibandingkan anak-anak biasa. Akibat kondisi tubuh mereka yang selalu membutuhkan transfusi, sehingga anak thalasemia banyak mengganggu jam belajar di sekolah.

“Anak itu juga memiliki IQ yang sama dengan anak lainnya bahkan mereka memiliki IQ yang tinggi. Tapi mereka saat bersekolah banyak tinggal karena kondisi mereka yang demikian,” jelasya.

Ciri-ciri dari penyakit ini, jelas dr Ridwan, tulang wajah yang menonjol akan berubah seperti hidung menjadi pesek. Limpa dan hati membesar dan mudah terserang berbagai macam penyakit.

“Pada awalnya mereka mengalami anemia. Ketika diperiksa kemudian butuh transpusi dan lama kelamaan akan muncul efek karena anemia yang muncul berkepanjangan sehingga berpengaruh pada tulang-tulang mereka,” jelas dr Ridwan.

Penyakit yang diderita oleh kebanyakan mereka yang ekonomi menengah ke bawah itu hingga kini belum ada obat untuk menyembuhkannya selain darah. di Banda Aceh tercatat 150 orang menderita. Sementara di seluruh Aceh diperkirakan mencapai 200 hingga 300 orang

Banyak penderita penyakit itu yang tidak mampu berobat saban bulan. Meski tidak dipungut biaya untuk transpusi darah, namun sebagian dari orang tua tidak mempunyai biaya untuk datang ke Banda Aceh. Kala mereka membutuhkan darah, mereka terlihat lemah dan nafsu makanpun berkurang. Tapi, jika sudah ditranspusi maka nafsu makan mereka akan bertambah.

“Jika sudah lemah mereka tidak ada nafsu makan. Tapi setelah ditransfusi, nafsu makan mereka langsung bertambah,” cerita Nunu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun