Tiba-tiba bayi itu tersenyum, nampaknya dia sedang bahagia karna telah melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri.
Aku alihkan pandangan, ku pasang dengan baik kedua bola mata ini, kiri dan kanan. Telah lewat pemulung dan gerobak sampahnya, guru dengan batiknya, bapak berbaju loreng dengan sangkurnya, bahkan pejabat pun ikut eksis di depan mataku. Tak habis pikir, ini terlewatkan dalam waktu yang sangat cepat dan singkat.
Aku kembalikan dengan cepat pandangan mata kepada bayi itu seraya meminta izin pada pemiliknya untuk ku rayu dengan penuh kecurigaan.
"Hey kawan", tanyaku. "apa hendak kau tentukan akan jadi apa dirimu kelak?"
Jawabnya " yahhhh, itu sudah ku ceritakan panjang lebar sebelum aku lahir"
Aku manyanggah " jadi, kau sudah yakin dengan semua itu?"
Jawabnya: "yahh, bahkan pada saat itu mata ini tak mampu berkedip, apalagi melewatkan perjajian dengannya".
Aku tambah curiga, apakah ini yang dimaksud perjanjian primodial.?Sungguh beruntung seorang bayi, Nampak tak ada bekas catatan kebohongan padanya. Sangat polos.!!!
Tiba-tiba bayi itu membantah: "tapi tidak untuk hari-hari berikutnya kawan!"
Bisa kau terangkan maksudmu bayi kecil.?
Yahhh... "kecurigaanmu tentang keprihatinan itu adalah sumbernya. Aku adalah bagian dari kedua kekhawatiran itu". Nampak lesu raut muka bayi itu. Lanjutnya " karna birahiku akan semakin nampak kawan. Kekuasaan ini akan menjelma pada diriku. Menerkam siapapun yang berusaha menghalangi bahkan jika kau nanti ada pada bagian itu, kau akan menjadi korban kekhawatiran"