Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Islam sebagai agama, menempatkan pendidikan (termasuk di dalamnya ilmu) dalam posisi yang sangat penting. Islam mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan ilmu. Bagi Islam, ilmu adalah syarat dan sekaligus tujuan dari agama ini.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah seringkali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, sehingga banyak siswa yang menganggap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini sebagai mata pelajaran yang tidak penting. Dampaknya adalah banyak siswa yang ketika proses pembelajaran berlangsung, kurang adanya motivasi dalam pembelajaran ini. Padahal patut kita ingat bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam penting dalam membentuk karakter.
Dewasa ini, era globalisasi dan teknologi informasi yang sangat berkembang pesat sehingga secara tidak langsung berdampak kepada kebiasaan oang tua dalam mendidik anaknya, mereka umumnya lebih menekankan supaya anak-anaknya lebih berprestasi dalam bidang akademik dibandingkan kemampupuan membaca Al-Qur'an, oleh sebab itu banyak sekali di jumpai anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun, kemampuan membaca Al-Qur'annya sangat rendah bahkan belum bisa mengucapkan bunyi-bunyi huruf hijaiyah sesuai dengan tempat keluarnya huruf (makhrojnya).
Melatih dan mengajarkan cara membaca Al-Qur'an dengan fasih dan benar sejak dini merupakan hal yang sangat penting karena membaca Al-Qur'an merupaka langkah awal dalam memahami Al-Qur'an beserta isi kandungannya dan dapat menimbulkan perasaan memiliki pada Al-Qur'an sebagai pedoman hidup umat Islam sehingga dapat mengamalkan ajaranajaran Islam yang terkandung didalam kehidupan sehari hari.Al-Qur'an yang berfungsi sebagai petunjuk kebenaran bagi umat manusia yang bersifat abadi supaya tidak ditinggalkan, sehingga diharapkan dapat menciptakan generasi yang memiliki ilmu pengetahuan, iman dan taqwa serta tidak buta teknologi.
Akan tetapi seringkali di jumpai juga dalam proses pembelajaran Al-Qur'an di sekolah-sekolah kurang efektif. Salah satu sebab dari ketidak efektifan ini adalah kurangnya interaksi antara guru dan siswa ataupun karena satu siswa dengan siswa lain yang lain saling berjarak. Tidak adanya kedekatan antara guru denngan siswa ataupun siswa satu dengan siswa yang lain, telah menciptakan suasana yang kurang kondusif untuk proses belajar Al-Qur'an. Ketegangan, sikap sungkan, dan sikap egoistis adalah beberapa kecenderungan jarak tersebut. Akibatnya baik guru maupun siswa tidak memiliki kebebasan untuk memiliki untuk mengekspresikan diri secara penuh. Kondisi seperti ini, pada akhirnya akan menyebabkan terjadi kemandulan dalam proses pengembangan ide, gagasan maupun kreatifitas dalam pembelajaran. Lebih jauh lagi, aktifitas belajar mengajar hanya akan menjadi sebuah aktifitas yang monoton, tidak menarik, dan menjadi sebuah rutinitas yang membosankan. Gerbang. Majalah Pendidikan, Edisi 5 TH II, November 2002, hlm. 36)
Salah satu metode alternatif yang dapat diterapkan untuk memberdayakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah metode "tutor sebaya". Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa siswa cenderung lebih terbuka dan lebih bisa mengungkapkan tentang dirinya sendiri kepada teman-temanya. Semua kegembiraan, kegelisahan maupun kesulitan serta permasalahan yang dihadapi umumnya lebih banyak diungkapkan kepada teman-temannya daripada kepada orang dewasa (orang tua atau guru). Hal yang sama juga terjadi dalam proses pembelajaran, siswa lebih bisa dan berani mengemukakan permasalahannya kepada teman-temanya dari pada gurunya. Selain itu juga, siswa lebih terbuka, tidak canggung dan takut dalam berpendapat atau bertanya kepada teman sendiri. Lebih jauh lagi, siswa lebih di pahami dan di mengerti oleh teman-temanya daripada gurunya. (Gerbang. Majalah Pendidikan, Edisi 5 TH II, November 2002, hlm. 36)
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa permasalahan yang timbul dan terus berkembang dalam setiap pembelajaran di kelas. Setiap permasalahan tentu membutuhkan solusi agar terpecahkan dan kendala dapat diatasi sehingga hasil pembelajaran sesuai yang diharapkan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada harus diuraikan terlebih dahulu dan didiagnosa dan selanjutnya dilakukan praktik untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Pada kesempatan ini penulis ingin meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an siswa  kelas XI SMK Adiwiyata Karanganyar  melalui penelitian dengan judul Peningkatan kemampuan membaca al-qur'an siswa kelas xi materi q.s. Yunus: 40-41, dan q.s. Al maidah: 32 melalui penerapan metode tutor sebaya di smk adiwiyata karanganarÂ
Tahun ajaran 2022/2023"
- METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan sumbangan nyata bagi peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar. Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat kondisi siswa
Prosedur dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan menempuh prosedur dan beberapa tahap yaitu: Tahap Persiapan Tindakan, meliputi : 1) Mengadakan sharing ideas dengan  guru-guru PAI dan BP di SMK Adiwiyata Karanganyar untuk mendapatkan  berbagai pertimbangan dan masukan mengenai penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran. 2) Penyiapan sarana dan media pembelajaran menulis. 3) Menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran menulis dengan pendekatan proses serta pedoman penilaian terhadap karangan siswa. Tahap Aplikasi Tindakan, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi