Mohon tunggu...
Agus Netral
Agus Netral Mohon Tunggu... Administrasi - Kemajuan berasal dari ide dan gagasan

Peneliti pada YP2SD - NTB. Menulis isu kependudukan, kemiskinan, pengangguran, pariwisata dan budaya. Menyelesaikan studi di Fak. Ekonomi, Study Pembangunan Uni. Mataram HP; 081 918 401 900 https://www.kompasiana.com/agusnetral6407

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kemajuan Program Angkasa Luar China dan Indonesia

16 Juni 2021   21:11 Diperbarui: 16 Juni 2021   21:25 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zhurong, robot penjelajah yang mendarat di Mars - tribunnewswiki.com

Seharusnya Indonesia berani bercita-cita yaitu pada tahun 2045 bisa meluncurkan wahana ke bulan, karena China waktu itu akan mencapai banyak sekali prestasi antariksa, diantaranya bisa mengirim manusia pulang pergi ke bulan (mungkin juga bisa membangun tempat tinggal di bulan), bisa membuat matahari buatan, dan sudah bisa menyentuh planet Yupiter. Perkara Indonesia belum mencapai cita-cita itu nantinya, bisa dilakukan evaluasi kelemahannya, yang penting ada keberanian bercita-cita dulu.

Penjelajahan ke bulan, sebenarnya juga pernah dikemukakan oleh pimpinan Lapan tahun 2012 yaitu Bambang S. Tedja. Sebagaimana berita yang diarsip oleh viva.co.id, Selasa 27 November 2012, waktu itu Teja mengemukakan  "Tahun 2025, kita sudah akan bisa meluncurkan satelit sendiri. Setelah itu kita menuju program ke Bulan."

Untuk visinya, Lapan menetapkan visi yaitu; “Indonesia yang mandiri, maju dan berkelanjutan”. Kemudian untuk mencapai visi itu Lapan melakukannya melalui penyelenggaraan 5 kegiatan: sains antariksa; penginderaan jauh; penguasaan teknologi keantariksaan; peluncuran; dan kegiatan komersial keantariksaan.

Sampai dengan tahun 2020 Lapan ternyata sudah berusia 57 tahun sejak didirikan 27 November 1963 oleh presiden Soekarno. Dengan dasar hukumnya; Undang-undang No. 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan dan Perpres_No. 49 Tahun 2015.

Sampai dengan sekarang ini, prestasi yang sudah diraih oleh LAPAN sebagaimana yang dipublikasikan di situs Wikipedia adalah;

  1. Teknologi roket

Teknologi roket dari LAPAN diarahkan kepada penggunaan roket untuk mendukung peluncuran wahana antariksa. Hal tersebut adalah cita-cita jangka panjang yang diamanatkan pada UU No. 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan. Dalam mencapai sasaran tersebut, LAPAN saat ini mengembangkan teknologi roket sonda/ roket dengan muatan penelitian (Seri RX -Roket eXperimental).

Semua Roket RX diujicobakan di Pangkalan Ujicoba Roket Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Targetnya sebelum tahun 2024 bisa mencapai ketinggian orbit rendah atau Low Earth Orbit sekitar 200-300km. Berikut roket yang sudah diujicoba;

  • RX-100

Spesifikasi RX-100 meliputi diameter roket sebesar 110 mm, bobot 30 kg, panjang roket 1900mm, dan memiliki propelan tipe padat. RX-100 diperkirakan dapan mencapai kecepatan maksimum 1.7 mach, menempuh jarak 11 Km, dan mencapai tinggi 7 Km. RX-100 telah berhasil diujicobakan oleh TNI Angkatan Darat dengan PT Pindad pada 31 Maret 2009, dengan menggunakan panser Pindad dan menempuh jarak 24 Km.

  • RX-250

RX-250 sudah diujicobakan berkala sejak tahun 1987 hingga 2005.

  • RX-320

RX-320 memiliki diameter roket sebesar 320 mm. RX-320 telah berhasil diujicobakan pada 30 Mei dan 2 Juli 2008.

  • RX-420

RX-420 memiliki spesifikasi antara lain diameter roket sebesar 420 mm, beban saat terbang 1000 Kg, panjang roket 6200 mm, dan memiliki propelan tipe padat. RX-420 membutuhkan waktu 13 detik untuk pengapian roket dan diprediksikan dapat terbang selama 205 detik. Roket ini juga diprediksikan mampu mencapai kecepatan maksimum 4.5 mach, dapat menempuh jarak 101 Km, dan mencapai tinggi 53 Km. RX-420 berhasil diujicobakan pada 2 Juli 2009, dengan menggunakan bahan baku dalam negeri.

Roket Anak Negeri RX-550, LAPAN - News Liputan6.com – antaraphoto
Roket Anak Negeri RX-550, LAPAN - News Liputan6.com – antaraphoto
  • RX-550

RX-550 memiliki spesifikasi yakni diameter roket sebesar 550 mm, berbobot 3 ton, dan memiliki panjang 6000 mm. RX-550 diprediksikan dapat terbang hingga ketinggian 100 Km dan jangkauan 300 Km. RX-550 telah melalui uji statis pada tahun 2012 dan direncanakan akan diujicobakan pada pertengahan 2013.


2. Satelit 

Proyek pengembangan satelit yang dilaksanakan oleh LAPAN dimulai sejak tahun 2000. Satelit yang dibuat oleh LAPAN digunakan untuk pengambilan citra bumi, mitigasi bencana, komunikasi radio, dan pengaturan lalu lintas laut.

  • Indonesian Nano Satelite (INASAT-1)

INASAT-1 merupakan satelit berbentuk Nano Hexagonal, yang dibuat dan didesain sendiri oleh Indonesia untuk pertama kalinya. INASAT-1 merupakan satelit metodologi penginderaan untuk memotret cuaca buatan LAPAN. Proyek ini dimulai pada tahun 2000 bekerjasama dengan Dirgantara Indonesia (PTDI). INASAT-1 sukses diluncurkan pada tahun 2006.

  • LAPAN - Technische Universität Berlin Satellite (LAPAN-TUBSAT / LAPAN A-1)

Proyek LAPAN-TUBSAT dilaksanakan LAPAN atas kerjasama dengan Universitas Teknik Berlin (TUB) untuk mempelajari basis pembuatan satelit dari Berlin. Pembuatan satelit ini juga dilakukan sepenuhnya di Jerman,[9] karena LAPAN belum memiliki peralatan yang memadai dan masih mempelajari cara pembuatan satelit. Dengan dimensi 45x45x27 cm3, misi satelit ini adalah pengamatan citra bumi dari ketinggian (Video Surveillance).[8] LAPAN-TUBSAT sukses diluncurkan pada tanggal 10 Januari 2007 menumpang roket India PSLV C7 dan ditempatkan pada orbit ketinggian 630 km.

  • LAPAN - Organisasi Amatir Radio Indonesia (LAPAN-ORARI / LAPAN A-2)

Proyek LAPAN A-2 dilaksanakan sepenuhnya di Pusat Teknologi Satelit, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Dengan dimensi 50x47x38 cm3 dan bobot 70 Kg, LAPAN A-2 diharapkan dapat berputar terhadap bumi setiap 20 menit dengan pola orbit geostationer di atas khatulistiwa dan memiliki radius deteksi lebih dari 100 Km. Pada 5 November 2008, LAPAN sepakat untuk bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dalam pemanfaatan satelit LAPAN A-2. Satelit ini akan dilengkapi dengan transponder UHF/VHF berfrekuensi 145.880 MHz dan 435.880 MHz serta digipeater APRS berfrekuensi 145.825 MHz. Satelit ini sukses diluncurkan pada tanggal 28 September 2015 menggunakan roket India PSLV C30 dan dilepaskan di orbit ketinggian 650 km.

  • LAPAN - Institut Pertanian Bogor (LAPAN-IPB / LAPAN A-3)

Satelit LAPAN A-3 memiliki dimensi 50x50x70 cm3 dengan berat 120 Kg, akan dilengkapi dengan pemotret luar angkasa digital, Sistem Identifikasi Otomatis (AIS) untuk lalu lintas perairan, peralatan radio amatir dan repeater, serta pemotret citra permukaan bumi (multispectral imager) dengan resolusi tinggi dan pengiriman data berkecepatan 105 Mbps. LAPAN turut bekerjasama dengan IPB dalam pemanfaatan multispectral imager untuk kepentingan program pangan nasional. Satelit ini sukses diluncurkan pada tanggal 22 Juni 2016 menggunakan roket India PSLV C34.

3. Pesawat Transportasi

  • Pesawat N-219

Pada 2015 pesawat hasil kerja sama LAPAN dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), N219, telah diperkenalkan ke publik. Pesawat ini murni dikembangkan oleh putra-putri Indonesia. Pesawat ini juga ditetapkan sebagai Karya Unggulan Anak Bangsa oleh Menristekdikti.

Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa – jabar.inews.id
Pesawat N219 Buatan Anak Bangsa – jabar.inews.id
  • LAPAN Surveillance UAV (LSU)

LSU merupakan pesawat tanpa awak yang berkemampuan mengangkut beban 10 Kg, dilaksanakan sebagai tahap awal realisasi pesawat tanpa awak untuk keperluan Airborne Remote Sensing. LSU digunakan untuk keperluan mitigasi bencana, monitoring wilayah rawan bencana, serta pengambilan data satelit. Tipe LSU yang saat ini beroperasi adalah tipe LSU-02 dan LSU-03.

  • LAPAN Surveillance Aircraft (LSA)

LSA merupakan hasil kerjasama antara LAPAN dengan PTDI dengan bantuan teknis dari Universitas Teknik Berlin (TUB) pada tahun 2012. LSA merupakan sebuah armada pesawat pengamat yang dapat diisi oleh 2 orang. Tipe awal, LSA-01, sedang dirancang dan diujicobakan di Jerman. LSA-01 merupakan pesawat yang dapat mendarat di darat maupun di perairan.


4. Penginderaan Jauh 

  • LAPAN melakukan kegiatan penginderaan jauh dengan menggunakan sinyal yang dipancarkan dari satelit-satelit yang beredar (Satelit LAPAN-TUBSAT, Landsat, NOAA, MODIS, SPOT, dan Fengyun) kemudian ditangkap oleh stasiun-stasiun bumi penerima data Penginderaan Jauh.
  • Kegiatan Penginderaan Jauh dilakukan untuk berbagai hal, seperti mitigasi bencana, perhitungan tingkat polusi udara, pemantauan wilayah hutan, pemantauan lahan pertanian dan pangan, informasi zona tangkapan ikan di laut, serta pemantauan titik api secara near real time. Data yang telah diterima oleh LAPAN dikumpulkan ke dalam sebuah Bank Data Penginderaan Jauh Nasional yang dapat diakses secara luas melalui internet.

Untuk mendukung kegiatan peluncuran satelit, LAPAN juga memiliki fasilitas Uji Terbang Roket di Kampung Cilaut Eureun, Kecamatan Cikelet, di kawasan Pantai Pameungpeuk, Kabupaten Garut Jawa Barat. Lokasi ini memiliki luas 184 hektar dan berada di dekat perkampungan. Dengan kondisi ini, uji coba peluncuran roket ternyata bisa mengganggu aktivitas warga.

Karena itulah LAPAN memilih Biak Numfor di Papua untuk lokasi pembangunan bandar antariksa yaitu untuk peluncuran satelit sekala kecil maupun tingkat nasional dan internasional.

Menurut pihak LAPAN, Biak dipilih sebagai lokasi pembangunan bandar antariksa karena pertama, lokasinya sangat dekat dengan ekuator yakni 1 derajat Lintang Selatan; kedua, karena bagian timur wilayah timur dari Biak langsung menghadap ke Samudera Pasifik sehingga sangat ideal untuk peluncuran roket. Dengan lokasi langsung menghadap samudera itu, maka titik jatuh roket tingkat satu dan dua berada di wilayah yang aman yakni di lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun