- Hapus Metadata Foto: Pastikan metadata lokasi pada foto atau video telah dihapus sebelum diunggah untuk mencegah pelacakan lokasi.
- Batasi Jumlah Unggahan: Hindari terlalu sering membagikan informasi terkait anak untuk mengurangi jejak digital.
- Gunakan Inisial atau Panggilan: Alih-alih menggunakan nama lengkap anak, cukup gunakan inisial atau panggilan keluarga yang tidak mudah ditebak oleh orang lain.
Kesimpulan
Kejadian yang dialami teman saya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di era digital ini, kebocoran data anak bisa terjadi dari berbagai sumber, bukan hanya karena sharenting. Oleh karena itu, kewaspadaan dan langkah preventif harus menjadi prioritas bagi setiap orang tua dan institusi terkait agar data anak tetap aman dan terlindungi.
Hal yang terpenting umumnya, jangan pernah langsung percaya terhadap informasi yang berasal dari pihak yang belum terverifikasi kebenarannya, jangan panik, selanjutnya ambilah langkah lugas dan cermat dalam segala hal.
Jadi, mari kita bersama-sama lebih sadar dan bijak dalam mengelola informasi pribadi anak, karena ancaman bisa datang dari mana saja, bahkan ketika kita merasa sudah cukup berhati-hati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI