Alih-alih menyewa vendor mahal, mintalah bantuan dari keluarga atau teman untuk mendukung persiapan pernikahan. Contohnya, meminta teman yang pandai memasak untuk membantu katering atau keluarga yang memiliki kemampuan dekorasi untuk mempercantik lokasi acara.
6. Utamakan Investasi untuk Masa Depan
Menggunakan uang untuk kebutuhan masa depan seperti membeli rumah, menabung atau memulai usaha bersama lebih bijak daripada menghabiskannya hanya untuk sehari. Pesta pernikahan berlangsung sementara, tetapi kehidupan rumah tangga adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kestabilan finansial.
7. Jangan Ragu Menolak Utang
Berutang untuk pesta pernikahan bisa menjadi beban yang menghantui pasangan di awal pernikahan, ini dapat memicu konflik dan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Lebih baik menikah dengan sederhana tanpa utang, daripada memulai rumah tangga dengan tekanan finansial.
Kesimpulan
Merayakan pernikahan adalah pilihan, yang terpenting adalah bagaimana pasangan siap membangun kehidupan bersama setelahnya. Sederhana bukan berarti tidak bahagia, justru pernikahan yang sesuai kemampuan akan mencerminkan kedewasaan dan tanggung jawab pasangan dalam menghadapi realitas kehidupan.Â
Jangan terjebak dalam ekspektasi masyarakat, jadikan pernikahan sebagai momen yang dirayakan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan bukan dengan tekanan dan beban.
Pernikahan adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan seseorang, yang seharusnya direncanakan dengan penuh kesadaran dan kesiapan. Meskipun tekanan sosial dapat memengaruhi cara pernikahan dirayakan, tetaplah pada komitmen dan tanggung jawab yang dibangun dengan pasangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H