Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernikahan Harus Meriah?

22 November 2024   10:06 Diperbarui: 22 November 2024   10:08 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alih-alih menyewa vendor mahal, mintalah bantuan dari keluarga atau teman untuk mendukung persiapan pernikahan. Contohnya, meminta teman yang pandai memasak untuk membantu katering atau keluarga yang memiliki kemampuan dekorasi untuk mempercantik lokasi acara.

6. Utamakan Investasi untuk Masa Depan

Menggunakan uang untuk kebutuhan masa depan seperti membeli rumah, menabung atau memulai usaha bersama lebih bijak daripada menghabiskannya hanya untuk sehari. Pesta pernikahan berlangsung sementara, tetapi kehidupan rumah tangga adalah perjalanan panjang yang membutuhkan kestabilan finansial.

7. Jangan Ragu Menolak Utang

Berutang untuk pesta pernikahan bisa menjadi beban yang menghantui pasangan di awal pernikahan, ini dapat memicu konflik dan mengganggu keharmonisan rumah tangga. Lebih baik menikah dengan sederhana tanpa utang, daripada memulai rumah tangga dengan tekanan finansial.

Kesimpulan

Merayakan pernikahan adalah pilihan, yang terpenting adalah bagaimana pasangan siap membangun kehidupan bersama setelahnya. Sederhana bukan berarti tidak bahagia, justru pernikahan yang sesuai kemampuan akan mencerminkan kedewasaan dan tanggung jawab pasangan dalam menghadapi realitas kehidupan. 

Jangan terjebak dalam ekspektasi masyarakat, jadikan pernikahan sebagai momen yang dirayakan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan bukan dengan tekanan dan beban.

Pernikahan adalah salah satu momen paling penting dalam kehidupan seseorang, yang seharusnya direncanakan dengan penuh kesadaran dan kesiapan. Meskipun tekanan sosial dapat memengaruhi cara pernikahan dirayakan, tetaplah pada komitmen dan tanggung jawab yang dibangun dengan pasangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun