Sebagai orang tua, kita selalu ingin memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan yang terbaik, terutama dalam hal nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka. Baru-baru ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengusulkan agar ikan kaleng seperti sarden, menjadi bagian dari menu program Makan Bergizi Gratis di sekolah-sekolah.Â
Alasannya cukup logis: Ikan kaleng mengandung protein dan nutrisi yang mencukupi untuk mendukung kebutuhan gizi anak-anak. Sebelum kita setuju atau tidak setuju dengan usulan ini, alangkah baiknya kita tinjau beberapa aspek penting terkait manfaat dan potensi kelemahannya.
Manfaat Ikan Kaleng untuk Program Gizi Sekolah
1. Sumber Protein Berkualitas
Ikan kaleng terutama sarden dan tuna, adalah sumber protein hewani yang baik. Protein sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan otot, dan daya tahan tubuh anak-anak. Dalam program makan bergizi, penyediaan protein yang cukup adalah kunci untuk memastikan anak-anak memiliki energi dan kesehatan yang optimal.
2. Kaya Akan Omega-3 dan Nutrisi Lainnya
Ikan kaleng juga mengandung asam lemak omega-3 yang esensial untuk perkembangan otak dan fungsi kognitif anak. Kandungan omega-3 ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan fokus dan kemampuan belajar anak, yang tentunya penting dalam mendukung pendidikan mereka.
3. Praktis dan Ekonomis
Ikan kaleng tahan lama dan praktis dalam penyajian. Kepraktisan ini membuatnya sangat cocok untuk program berskala besar yang membutuhkan penyimpanan mudah dan distribusi cepat.Â
Biaya ikan kaleng yang relatif terjangkau dibandingkan dengan ikan segar juga membuatnya pilihan yang efisien untuk program pemerintah.
Pertimbangan dan Kekhawatiran
Meskipun memiliki kelebihan, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan sebagai orang tua dalam hal pemberian ikan kaleng secara rutin pada anak-anak:
1. Kandungan Merkuri pada Ikan Tertentu
Beberapa jenis ikan terutama tuna, mungkin mengandung kadar merkuri dalam jumlah tertentu. Merkuri adalah logam berat yang dapat berbahaya jika terakumulasi di dalam tubuh, terutama pada anak-anak.Â
Meskipun ikan sarden lebih rendah kandungan merkurinya, pemerintah perlu memastikan bahwa ikan kaleng yang disediakan bebas dari risiko kesehatan ini.
2. Kadar Garam dan Pengawet yang Tinggi
Beberapa ikan kaleng terutama yang dibumbui atau diasinkan, mengandung kadar garam yang cukup tinggi. Kelebihan garam tidak baik untuk kesehatan jangka panjang, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap masalah tekanan darah atau masalah kesehatan lainnya.
3. Preferensi Rasa Anak-anak
Tidak semua anak suka dengan rasa ikan kaleng yang terkadang beraroma kuat atau memiliki tekstur yang berbeda dari ikan segar. Jika anak-anak merasa enggan makan karena rasa, program ini bisa kurang efektif dalam mendukung asupan gizi mereka.
Alternatif untuk Variasi Gizi
Program makan bergizi gratis yang melibatkan ikan kaleng bisa semakin baik jika diimbangi dengan variasi sumber protein dan nutrisi lainnya. Beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan diantaranya adalah:
1. Memperbanyak Sumber Protein Nabati dan Hewani Lainnya
Selain ikan, protein hewani dari telur, tahu, dan tempe juga kaya akan nutrisi dan umumnya lebih disukai oleh anak-anak. Protein nabati dari tempe misalnya, juga kaya serat dan zat besi yang penting untuk kesehatan darah dan pencernaan anak.
2. Mengutamakan Ikan Kaleng yang Rendah Garam dan Tanpa Pengawet Berlebihan
Pemerintah bisa bekerja sama dengan produsen ikan kaleng untuk memastikan produk yang disediakan memiliki kandungan garam dan pengawet minimal. Dengan demikian, ikan kaleng dapat tetap sehat tanpa risiko penambahan garam berlebih yang mungkin berdampak kurang baik pada kesehatan anak.
3. Mengedukasi Anak tentang Manfaat Gizi
Penting bagi sekolah dan orang tua untuk mengedukasi anak-anak mengenai manfaat dari makan makanan bergizi. Dengan pemahaman ini, anak-anak diharapkan lebih terbuka dan menyukai pilihan makanan yang disajikan termasuk ikan kaleng.
Kesimpulan
Menggunakan ikan kaleng sebagai bagian dari menu program Makan Bergizi Gratis bagi anak sekolah adalah pilihan yang masuk akal dan penuh manfaat, terutama dari sisi kepraktisan dan nilai gizi. Tetapi disamping itu ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan seperti kandungan merkuri, kadar garam, dan preferensi anak-anak.Â
Sebagai orang tua, kita berharap pemerintah dapat memastikan kualitas ikan kaleng yang digunakan dan memberikan variasi makanan lain untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dengan seimbang.
Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis gizi yang seimbang, program ini memiliki potensi untuk menjadi langkah positif dalam mendukung kesehatan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Menyediakan makanan yang sehat dan bergizi adalah investasi jangka panjang yang akan memberi manfaat besar bagi generasi masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI