Selain langkah-langkah darurat ini, pemeriksaan rutin terhadap sistem pengereman truk sangat penting sebelum melakukan perjalanan di jalur berisiko seperti ini. Pastikan juga untuk mengendarai dengan kecepatan yang sesuai dan selalu berada di lajur kiri, terutama di jalanan yang menurun panjang.
Upaya pencegahan dan reaksi cepat saat rem blong sangat penting untuk menghindari kejadian fatal. Keselamatan di jalan menuntut kedisiplinan dan pemahaman teknik berkendara darurat, yang harus dikuasai setiap pengemudi truk demi keamanan bersama.
Ketidakpatuhan Terhadap Batas Kecepatan dan Jarak Aman
Dalam berkendara, menjaga jarak aman dan mematuhi batas kecepatan adalah hal yang fundamental. Batas kecepatan 60-80 km/jam yang dianjurkan di jalur menurun bukanlah sekadar angka di papan rambu peringatan rambu lalu lintas, tetapi pedoman yang harus ditaati demi keselamatan bersama.Â
Sayangnya, batas ini kerap diabaikan. Beberapa pengendara melaju hingga dua bahkan tiga kali lebih cepat dari batas tersebut, dan banyak di antaranya mengabaikan aturan jarak aman.Â
Hal ini saya alami sendiri dengan sering kali ketika saya berusaha menjaga jarak aman dari kendaraan di depan, pengemudi lain justru mengambil celah tersebut untuk mendahului. Padahal, jarak ini sengaja saya pertahankan karena sangat penting untuk mengantisipasi jika terjadi pengereman mendadak.
Sikap kebut-kebutan ini banyak dilakukan oleh para pengemudi muda yang minim pengalaman, atau anak-anak berdarah muda yang lebih mengandalkan keberanian daripada pengetahuan dan kesadaran berkendara yang aman.Â
Mereka mungkin tidak menyadari bahwa kecepatan tinggi di jalan menurun memiliki risiko besar, terutama jika kendaraan yang dikemudikan adalah truk dengan beban berat yang membutuhkan jarak lebih panjang untuk berhenti.
Ketika Aturan Diabaikan: Mengapa Pelanggaran Dianggap Wajar?
Banyak pengemudi yang sudah menganggap biasa melanggar aturan di jalan tol, dan ini menciptakan masalah sistemik yang sulit diatasi. Ketidakpatuhan terhadap aturan lajur kanan oleh truk besar adalah salah satu contoh.Â
Lajur kanan sebenarnya dikhususkan untuk kendaraan yang mendahului, bukan untuk kendaraan besar. Namun pelanggaran ini sering diabaikan, bahkan dianggap sebagai hal yang wajar di lapangan.Â