Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Buku Cetak Tetap Relevan di Era Digital: Refleksi Seorang Blogger

22 Oktober 2024   19:54 Diperbarui: 22 Oktober 2024   20:18 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi

2. Kenyamanan Visual dan Tanpa Paparan Layar

Membaca buku cetak tidak membebani mata dengan paparan layar yang bisa menyebabkan kelelahan. Kertas memberikan kenyamanan visual yang lebih ramah bagi mata, terutama jika membaca dalam waktu yang lama.

3. Nilai Sentimental dan Koleksi Fisik

Banyak orang masih menyukai sensasi memegang buku fisik, merasakan tekstur kertas, dan mencium aroma buku baru. Buku cetak kerap kali dianggap lebih berharga secara sentimental dan bisa menjadi koleksi pribadi yang penuh kenangan.

4. Kredibilitas dan Tahan Lama

Buku cetak memiliki daya tahan yang lebih baik dalam hal kredibilitas. Konten digital dapat dengan mudah diubah atau dihapus, tetapi buku cetak akan selalu ada sebagai dokumen fisik yang dapat dirujuk kapan saja.

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi

Mengapa Saya Memilih Menerbitkan Buku Cetak di Era Digital

Sebagai seorang blogger, saya memiliki akses mudah ke platform digital untuk berbagi tulisan. Namun, ada alasan pribadi mengapa saya memutuskan menerbitkan buku cetak, MENJADI BLOGGER INSPIRATIF ALA KOMPASIANA. Buku cetak memberikan kesempatan untuk mendokumentasikan perjalanan dan perkembangan menulis saya dalam bentuk yang lebih personal dan abadi.

Foto: Dokumen Pribadi
Foto: Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun