Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Dongeng Sangkuriang Kabeurangan ala Gushend

15 September 2024   09:12 Diperbarui: 15 September 2024   17:36 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawah Gunung Tangkuban Parahu (dokpri)

Pendahuluan

Saya besar dan dilahirkan jauh di lembah Gunung Tangkuban Perahu, di daerah Cisalak-Subang sekitar 25 KM dari Taman Wisata Alam kawah gunung ini.

Gunung Canggah nampak dari TWA Gn. Tangkuban Parahu (dokpri)
Gunung Canggah nampak dari TWA Gn. Tangkuban Parahu (dokpri)

Kawah Gunung Tangkuban Parahu (dokpri)
Kawah Gunung Tangkuban Parahu (dokpri)

Gunung Canggah, pemandangan belakang rumah di Cisalak-Subang (dokpri)
Gunung Canggah, pemandangan belakang rumah di Cisalak-Subang (dokpri)

Dari TWA Kawah Gunung Tangkuban Perahu, kampung saya berada persis di bawah kaki gunung  dengan puncak tertinggi yang tampak pada gambar di atas. Gambar di atas saya ambil dari lokasi TWA Kawah Gunung Tangkuban Perahu, gunung yang kelihatan dengan puncak tertinggi dari atas TWA Gunung Tangkuban Parahu adalah Gunung Canggah yang merupakan anak dari pegunungan Bukit Tunggul.

Dari daerah desa saya TWA Kawah Gunung Tangkuban Perahu bisa terlihat dengan jelas bentuknya yang memang sangat mirip dengan bentuk perahu yang terbalik, begitu pula kampung saya bisa saya lihat hamparaan pemukimannya dari atas TWA Kawah Gunung Tangkuban Perahu ini.

Cerita legenda dongeng asal-usul Gunung Tangkuban Parahu berkembang tidak ada yang seragam dalam hal segi alur cerita, walaupun karakter-karakter utama yang terlibat di dalamnya menunjukan karakter-karakter yang sama yaitu: 

1. Sangkuriang

Sangkuriang digambarkan sebagai seorang sakti yang melakukan pengelanaan jauh dari keluarganya sejak kecil.

2. Dayang Sumbi

Sedangkan Dayang Sumbi adalah ibu dari Sangkuriang yang cantik jelita walaupun dalam usia tidak muda lagi.

3. Si Tumang

Si Tumang adalah seekor anjing peliharaan yang menemani Dayang Sumbi kala harus hidup di hutan karena diasingkan.

Alur Cerita "Sangkuriang" ala Gushend.

Dongeng cerita yang berkembang di desa saya sedikit berbeda dengan dongeng yang umumnya berada pada film atau buku cerita yang beredar yang pernah saya tonton dan saya baca di berbagai media. Tapi walaupun berbeda saya memakluminya karena tidak ada sumber yang jelas mengenai dongeng ini, orang bebas menafsirkan sendiri tentang dongengnya.

Dalam hal ini saya akan mencoba menceritakan kembali Dongeng Sangkuriang versi saya, yang saya dapat dari orang tua kami ketika kami kecil di desa:

Pada suatu hari seorang raja merasa bosan dan meminta ditemani ponggawa-ponggawanya untuk berburu ke dalam hutan, tidak diceritakan bagaimana proses perburuan itu namun diceritakan dalam perburuannya Sang Raja merasa ingin buang air kecil sampai akhirnya dia memutuskan untuk buang air kecil pada sebuah tempurung kelapa yang tergeletak.

Setelah perburuan selesai akhirnya Sang Rajapun pulang, setelah merasa puas dengan hasil buruannya. Tapi setelah kepulangan sang raja dari berburu diceritakan ada seekor babi utan yang kehausan lalu meminum air yang ada di batok kelapa tempat raja buang air kecilnya, dan entah apa yang terjadi tiba-tiba Si Babi hutan itu hamil dan melahirkan seorang bayi manusia dan dialah Dayang Sumbi yang kelak akan menjadi ibunya Sangkuriang.

Setelah Dayang Sumbi beranjak dewasa dia menanyakan perihal ayahnya kepada Sang Ibu yang telah melahirkannya tersebut, dan Sang ibu pun menjawabnya dengan jujur bahwa kehamilannya terjadi setelah dia meminum air seni di batok kelapa tempat buang air kecil sang raja saat berburu di hutan.

Dari situ semua menyimpulkan bahwa Sang Rajalah sebagai ayah Dayang Sumbi, mendapat kabar tersebut tentu saja Sang Raja merasa malu dan tidak mau mengakui Dayang Sumbi sebagai anaknya. Akhirnya dia menyuruh Ki Lengser membuang Dayang Sumbi ke hutan, Ki Lengser tidak tega meninggalkan Dayang Sumbi begitu saja akhirnya Ki Lengser membuatkan sebuah rumah di atas pohon tinggi dengan tangga kayu untuk kebutuhan naik dan turunnya Dayang Sumbi.

Demi menjaga Dayang Sumbi Ki Lengser memerintahkan seekor anjing berburu bernama Si Tumang untuk menjaganya, kepada Dayang Sumbi sendiri Ki Lengser memberikan sebuah alat tenun supaya di tengah kesehariannya dia tidak merasa kesepian dengan membuat kain tenun yang dirajutnya.

Setelah Ki Lengser Pergi, secara tidak sengaja Dayang Sumbi menjatuhkan alat tenun tersebut dan sungguh itu membuatnya sangat bingung karena Dayang Sumbi tidak berani mengambilnya apalagi dalam keadaan hari mulai gelap, akhirnya dalam hatinya dia bersumpah bahwa "siapapun yang mengambilkan alat tenunnya tersebut, seandainya laki-laki akan dia jadikan suami dan seandainya perempuan akan dia jadikan sebagai saudara".

Tanpa disadarinya Si Tumanglah yang mengambilkan alat tenun tersebut, dan karena sumpahnya akhirnya Dayang Sumbi menjadikan Si Tumang sebagai suaminya.

Catatan: Dalam menyimak dongeng ini sebagai anak-anak kami banyak bertanya kok bisa begini, kok bisa begitu? Jawabannya ini kan hanya dongeng semua bisa terjadi dalam dunia dongeng. Akhirnya kami pun penasaran dari kelanjutan cerita ini, apalagi dikaitkan dengan cerita mitos yang sehari-hari gunungnya kami saksikan dari jauh yaitu Gunung Tangkuban Parahu.

Ceritapun berlanjut: Hari-hari berlalu lahirlah seorang anak dari Dayang Sumbi bernama Sangkuriang, dia tumbuh sebagai anak yang kuat. Untuk memenuhi bahan makanan mereka Sangkuriang sangat ahli dalam berburu, sampai suatu saat dia merasa kebingungan karena tidak dapat hewan buruan padahal persediaan makanan sudah menipis.

Akhirnya Sangkuriang menyembelih Si Tumang dan memberikan dagingnya pada ibunya yang diakuinya sebagai hasil buruan, Dayang Sumbi pun merasa senang pada awalnya tapi ketika menyadari bahwa itu adalah daging Si Tumang Dayang Sumbi marah dan memukul kepala Sangkuring dengan gayung.

Kepala Sangkuriang berdarah dan dia memutuskan untuk meninggalkan ibunya dan pergi berkelana. Hari-hari berlalu, berbulan-bulan dilewati, bertahun-tahun mereka berpisah, Akhirnya Dayang Sumbi menganggap anaknya sudah hilang dan tidak mungkin ditemukannya kembali.

Sedangkan ditengah pengembaraannya Sangkuriang tumbuh jadi pemuda kuat dan sakti, setelah belasan tahun meninggalkan ibunya suatu saat dia bertemu seorang wanita dan mereka berduapun saling jatuh cinta. Disuatu kesempatan Dayang Sumbi baru menyadari bahwa Sangkuriang adalah anaknya karena melihat bekas luka gayung di kepala anaknya.

Akhirnya karena Sangkuriang memaksa mengajaknya menikah, Dayang Sumbi mengajukan permintaan yang menurutnya hal ini tidak mungkin Sangkuriang lakukan. Dayang Sumbi meminta dibuatkan dermaga dengan perahu untuk mereka berlayar dalam semalam.

Dengan kesaktiannya Sangkuriang menyanggupinya, dan ketika dermaga dan perahu hampir terwujud Dayang Sumbi tidak mau itu terjadi. Akhirnya Dayang Sumbi meminta bantuan penduduk untuk membakar jerami dari kejauhan supaya menyerupai fajar telah menyingsing dan penduduk lainnya membunyikan alu penumbuk padi sebagai pertanda aktivitas pagi hari sudah dimulai.

Menyaksikan semua itu Sangkuriang merasa kecewa, akhirnya dia menendang kapal perahunya sampai terbalik. Semua itu sebagai pelampiasan amarahnya karena dia gagal menikahi wanita pujaannya Dayang Sumbi. Sangkuriang tetap menganggap Dayang Sumbi sebagai orang lain bukan sebagai ibunya walaupun Dayang Sumbi berusaha meyakinkannya.

Itulah Dongeng Sangkuriang versi saya semoga Pemirsa terhibur...


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun