Mohon tunggu...
agus hendrawan
agus hendrawan Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Kependidikan

Pendidikan, menulis, berita, video, film, photografi, sinematografi, alam, perjalanan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Jejak Semu di Ujung Senja

28 Agustus 2024   15:48 Diperbarui: 28 Agustus 2024   15:50 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rengganis merasakan ada sesuatu yang aneh pada anak itu. Matanya menatap kosong, tetapi ada sesuatu di sana, sesuatu yang menyiratkan rasa khawatir dan kerinduan. 

Rengganis memutuskan untuk tidak bertanya terlalu banyak. "Ayo, aku akan mengantarmu pulang," katanya dengan lembut. Tetapi ketika Sakti berjalan mendekat, Rengganis merasa ada hawa dingin yang menyergapnya, seperti udara dari dalam gua yang lembab.

Saat mereka berjalan bersama menuju desa, Sakti bertanya, "Mengapa kamu sering datang ke sini?"

Rengganis terdiam sejenak. "Aku merasa tenang di sini," jawabnya. "Dan... aku bisa merasakan kehadiran Rangga, kakakku, yang sudah tiada."

Sakti terdiam mendengarnya. Beberapa menit kemudian, dia bertanya lagi, "Kamu percaya kalau yang sudah pergi bisa kembali?"

Pertanyaan itu membuat Rengganis terdiam. "Aku tidak tahu," jawabnya pelan. "Tapi kadang aku berharap begitu."

Mereka sampai di desa, dan Sakti berhenti di depan sebuah rumah tua yang tampak seperti sudah lama ditinggalkan. "Di sinikah rumahmu?" tanya Rengganis dengan ragu.

Sakti mengangguk. "Terima kasih, Kak Rengganis."

Rengganis tertegun. "Bagaimana kamu tahu namaku?"

Sakti tersenyum samar. "Aku sering melihatmu di sini, di bawah beringin. Kak Rangga bilang padaku."

Rengganis merasakan bulu kuduknya merinding. Dia ingin bertanya lebih jauh, tapi ketika dia berkedip, Sakti sudah menghilang begitu saja, meninggalkan rumah tua yang hening.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun