Pendahuluan
Sebelumnya perlu Pemirsa ketahui bahwa saya bukan seorang chef, pengalaman saya di bidang kuliner tereksplorasi karena saya adalah seorang penjelajah hutan, perkebunan, persawahan dengan berbagai penemuan makanan alami yang didapat secara turun temurun.
Berbicara tentang masakan favorit yang di dalamnya menggunakan bawang putih sebagai tantangan menulis dari Kompasiana kali ini, versi saya adalah "Tumis Jamur Liar".
Jamur liar sebagai bahan pokoknya tidak bisa saya temukan di pasar bebas sekarang ini, kecuali Jamur Kuping itupun bentuknya sudah dikeringkan (diawetkan).
Membedakan Jamur Beracun atau Tidak
Hati-hati untuk memilih atau mengkonsumsi jamur liar, karena salah sedikit resikonya adalah keracunan dan apabila itu terjadi sangat fatal akibatnya.
Untuk membedakannya ada hal-hal mendasar yang bisa menjadi patokannya, tapi untuk yang pemula disarankan untuk didampingi ahli untuk memastikannya:
1. Warna Cerah atau Mencolok: Beberapa jamur beracun memiliki warna yang cerah seperti merah, oranye, atau kuning. Namun, ada juga jamur beracun yang berwarna netral.
2. Topi yang Mengkilap: Jamur beracun seperti Amanita sering memiliki topi yang mengkilap atau berminyak, terutama dalam kondisi lembab.
3. Tanda atau Bercak Putih: Jamur seperti Amanita muscaria memiliki bercak-bercak putih di atas topinya.