ABSTRAK
 Penelitian dan evaluasi merupakan dua konsep yang saling berkaitan. Penelitian merupakan usaha menemukan, mengembangkan, atau merevisi sebuah pengetahuan. Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi untuk dibandingkan dengan suatu kriteria tertentu. Apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan, maka penelitian dan evaluasi pendidikan mencoba untuk mengembangkan konsep dan teori-teori pendidikan, untuk selanjutnya diobjektifkan pada suatu kondisi atau kasus nyata yang terjadi di lapangan, yakni dunia pendidikan. Implementasi penelitian dan evaluasi pendidikan dapat ditinjau dari politik dan paradigma pendidikan.Â
Dimana hasil dan politik dan paradigma pendidikan ini dapat representasikan dalam kurikulum. Oleh karena itu, perkembangan penelitian dan evaluasi pendidikan berdasarkan politik dan paradigma pendidikan dapat dilihat berdasarkan perkembangan implementasi kurikulum pendidikan yang ada disuatu negara. Adapun kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia diantaranya; kurikulum masa sebelum kemerdekaan, kurikulum masa setelah kemerdekaan, rencana pelajaran 1947 (1947), rencana pelajaran terurai (1952), kurikulum 1968, kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP (2006), kurikulum 2013 (K-13), dan yang terbaru yaitu kurikulum merdeka (2022).
Kata Kunci: Penelitian, Evaluasi, Pendidikan, Kurikulum, Politik, Paradigma
 PENDAHULUAN
Penelitian merupakan usaha menemukan, mengembangkan, atau merevisi sebuah pengetahuan atau informasi. Penelitian dilaksanakan melalui prosedur atau metode ilmiah sehingga hasil dari penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Menurut (Firman, 2003), penelitian dikatakan sebagai suatu rangkaian proses pembuktian konsep atau teori. Berdasarkan hasil penelitian tersebut akan disimpulkan apakah konsep atau teori tersebut diterima atau ditolak.Â
Pada beberapa paradigma penelitian, sebuah konsep atau teori yang sudah ada sebelumnya tidak ditolak atau diterima oleh suatu hasil penelitian. Namun, teori baru hasil penelitian tersebut diposisikan sebagai variasi teori hasil penelitian, yang mana berlaku pada subjek-subjek tertentu. Penelitian umumnya bertujuan untuk mengetahui keadaan dari subjek atau objek yang diteliti. Setelah diketahui hasilnya, temuan penelitian dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan sebagai tindak lanjut terhadap subjek atau objek yang diteliti.
Penelitian tidak dapat dipisahkan dari evaluasi. Berdasarkan penjabaran pada paragraf sebelumnya mengenai penelitian, hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai tindak lanjut terhadap objek atau subjek yang diteliti. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, penelitian merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan evaluasi. Menurut (Arikunto & Jabar, 2018), evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, yang kemudian diambil kesimpulannya.Â
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan pengumpulan data atau informasi termasuk pada kegiatan penelitian. Tahap penelitian dalam sebuah evaluasi mencoba untuk mengukur sebuah kondisi dari objek atau subjek. Dimana hasil dari pengukuran tersebut dinilai atau dibandingkan dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya. Hasil dari penilaian tersebut selanjutnya dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindak lanjut dari subjek atau objek yang telah diteliti sebelumnya. Berdasarkan hasil evaluasi dapat diberikan judgment atau recommendation yang merupakan sebuah kondisi ideal yang sebaiknya dicapai atau melekat dalam kondisi subjek atau objek yang diteliti.
Penelitian dan evaluasi pada perkembangnya telah diimplementasikan pada berbagai macam bidang. Salah satunya yaitu bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan, kegiatan penelitian dan evaluasi mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam bidang pendidikan sehingga mencapai suatu tahap atau kondisi tertentu pada tiap-tiap tujuan pendidikan. Ketercapaian tujuan pendidikan perlu untuk terus di evaluasi, sehingga kualitas dari program-program pendidikan dapat terjamin.Â
Evaluasi pendidikan bertujuan untuk menentukan kemajuan pendidikan dilihat dari tujuan pendidikan yang telah ditentukan, serta memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 1996). Ketercapaian tujuan pendidikan dinilai menurut serangkain proses evaluasi. Sedangkan untuk mendapatkan informasi mengenai aspek-aspek yang perlu di evaluasi tersebut, maka perlu untuk melewati tahap penelitian. Dengan demikian penelitian dan evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedalaman dalam melaksanakan penilaian suatu program pendidikan ditentukan oleh penelitian dan evaluasi. Sehingga dalam hal ini penelitian dan evaluasi perlu untuk dilakukan secara berkesinambungan menghasilkan penilaian yang objektif serta dapat memberikan saran dan rekomendasi yang solutif.
Perkembangan penelitian dan evaluasi pendidikan dapat ditinjau melalui kerangka kurikulum pendidikan. Umumnya kurikulum disusun berdasarkan tujuan-tujuan pendidikan berikut proses dalam mencapainya, yang mana hal tersebut dapat dikaji melalui penelitian dan evaluasi. Aspek yang di evaluasi dalam setiap kurikulum akan berbeda, bergantung pada ideologi dan paradigma yang dijadikan sebagai acuan.Â
Jenis kurikulum yang digunakan akan menentukan apa tujuan pendidikan yang sebenarnya, bagaimana cara mencapainya, serta yang paling penting siswa sebagai komponen utama dalam bidang pendidikan akan dibentuk menjadi generasi atau manusia yang seperti apa. (Su, 2012) mendefinisikan kurikulum sebagai acuan dalam mencapai tujuan dan objek dari suatu pendidikan secara spesifik, atau sebagai panduan periksa mengenai luaran seperti apa yang ingin dicapai dalam suatu pendidikan.Â
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam suatu penyelenggaraan pendidikan akan sangat bervariasi. Baik yang merupakan tujuan pendidikan institusional, maupun tujuan pendidikan secara nasional. Apabila dikaitkan dengan ideologi, maka ideologi kurikulum merupakan seperangkat ide atau konsep tentang apa tujuan individu, institusi, atau subjek tertentu diajarkan dan mengapa hal tersebut perlu diajarkan (Bustin, 2018). Perbedaan ideologi akan membawa pada variasi berbagai macam ide atau gagasan mengenai pendidikan. Yang mana hal tersebut menentuka paradigma, yaitu cara pandang tentang bagaimana suatu proses pendidikan dijalankan berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. Â
Kurikulum Sebagai Landasan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
Pengembangan dan keterlaksanaan kurikulum didasarkan pada ideologi dan paradigma yang dijadikan sebagai acauan oleh institusi atau lembaga maupun negara. Setiap institusi dalam suatu negara pun dapat mengembangkan dan melaksanakan kurikulum menurut versi mereka masing-masing.Â
Namun umumnya pelaksanaan kurikulum institusional tidak akan keluar atau terlepas dari kerangka kurikulum nasional. Kurikulum institusional akan sejalan dengan kurikulum nasional, karena dalam pelaksanaannya akan dikontrol oleh ideologi yang dianut oleh sistem pendidikan nasional yang termuat didalmnya. Yang dapat menjadi pembeda adalah paradigma. Paradigma memberikan ruang tentang bagaimana institusi menjalankan suatu sistem pendidikan, dimana dalam implementasi nya dapat disesuaikan dengan nilai relatif yang berkembang di masing-masing institusi atau lembaga tersebut. Sepanjang tidak keluar dari kerangkan ideologi pendidikan nasional.
Perkembangan politik membawa banyak perubahan pada setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk dalam aspek pendidikan. Situasi dan aktivitas politik kenagaraan juga membawa dunia pendidikan terus mengalami transformasi. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh (Hasan, 2019), bahwa kompleksitas permasalahan dalam dunia pendidikan sangat erat kaitannya dengan suasana politik dan kehidupan kenegaraan. Dalam hal ini, negara memiliki peran yang kuat dalam menentukan arah wajah pendidikan.Â
Pendidikan merupakan suatu kepentingan yang menyangkut kualitas generasi bangsa, sehingga perlu peran yang terpusat dalam upaya implementasi dan penyelanggarannya yang dalam hal ini adalah pemerintah. Kualitas penyelenggaran pendidikan akan sangat bergantung pada kapasitas pemerintah sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Yang mana dalam hal ini upaya pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan tersebut dapat disesuaikan dengan ideologi yang dianut.
Perkembangan kurikulum pendidikan tentunya dilaksanakan melalui serangkaian penelitian dan evaluasi. Perkembangan kurikulum pendidikan terkini, merupakan hasil dari penilaian dan evaluasi dari kurikulum pendidikan sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan di masa depan kurikulum juga akan terus berkembang sejalan dengan situasi politik dan juga perkembangan ideologi serta paradigma. Kurikulum pendidikan terus mengalami perubahan dan penyempuraan (Maharaj, 2012).Â
Penyempurnaan kurikulum mengikuti perkembangan dan perubahan sosial masyarakat. Perubahan serta perkembangan dapat dirasakan dengan jelas. Seperti bagaimana cara tenaga pendidik melakukan pengajaran, apa yang dipelajari oleh peserta didik, serta apa tujuan pendidikan pada lingkup yang luas (makro). Melalui penelitian dan evaluasi yang dilakukan secara berkesinambungan, maka kebijakan terkait pelaksanaan kurikum pendidikan juga terus mengalami perubahan. Namun hal ini semata-mata untuk mencapai model kurikulum pendidikan yang terbaik. Yang mambawa transformasi perubahan yang baik pula pada kualitas generasi bangsa. Hal ini tidak terlepas dari hakekat sebenarnya dari pendidikan itu sendiri yakni meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Edgerton, Roberts, & Below, 2012).
Perkembangan Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Dalam Kerangka Kurikulum Indonesia
Kurikulum di Indonesia terus mengalami penyempurnaan. Fokus pengembangan masing-masing kurikulum terus berubah dengan menyesuaikan situasi politik dan kondisi kenagaraan pada saat kurikulum di implementasikan. Fokus pengembangan aspek yang berbeda tersebut mencerminkan ciri khas antara kurikulum satu dengan kurikulum yang lainnya. Pada dasaranya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kurikulum menurut Beey dalam (Alhamuddin, 2014) Â diantaranya; essential curriculum, potential curriculum, dan vocational curriculum. Ketiganya berkaitan dengan kompetensi peserta didik. Essential curriculum menekankan pada kompetensi dalam pemahaman materi pelajaran esensial.Â
Potential curriculum menekankan pada kompetensi kepribadian, sedangkan vocational curriculum menekankan pada keterampilan prakstis yang dibutukan untuk bekerja sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan. Salah satu maupun masing-masing aspek dalam model kurikulum tersebut selalu termuat dalam setiap struktur kurikulum. Sehingga pada setiap perkembangan kurikulum pasti dapat diketahui ciri khas dan perubahan. Setiap kurikulum umumnya mengalami perkembangan berdasarkan siklus, seperti yang terlihat berdasarkan gambar dibawah ini.
Gambar diatas menggambarkan siklus perkembangan kurikulum. Berdasarkan siklus tersebut, diketahui bahwa kurikulum dapat mengalami perubahan secara berkesinambungan mengikuti kondisi pada saat kurikulum di implementasi. Seperti yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, bahwa perubahan kurikulum dapat menyangkut beberapa aspek kompetensi, yang mana dalam hal ini menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran.
Peserta didik seperti apa yang ingin diciptakan melalui proses pendidikan, ditentukan oleh kurikulum yang diterapkan. Dimana perumusan kurikulum ditentukan oleh pemangku kebijakan yang syarat akan kontrol ideologi dan paradigma si pemangku kebijakan. Pergantian atau perpindahan dari satu rezim ke rezim lainnya akan mengubah fokus kurikulum pendidikan. Paradigma menentukan bagiamana cara rezim memandang pendidikan sebagai suatu pengembangan masyarakat. Sedangkan ideologi menentukan nila-nilai nasionalisme yang perlu ditanamkan dalam masyarakat melalui pendidikan, sehingga dalam hal dihasilkan struktur sosial masyarakat sesuai dengan tujuan dan cita-cita nasional.
Gambar pada siklus perkembangan kurikulum memuat salah satu proses perkembangan kurikulum salah satunya melalui tahap evaluasi. Pada tahap ini, dilakukan serangkaian penelitian atau observasi, yang dalam diagram digambarkan dengan tahap monitoring, yang mana tujuannya adalah untuk memantau keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum. Selain berdasarkan keberhasilan, perkembangan kurikulum pendidikan juga mnyangkut relevansi, apakah kurikulum yang sedang berjalan masih sesuai dengan kondisi perkembangan masyarakat. Kurikulum selalu menuntut keterbaruan yang dapat memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat (Alhamuddin, 2014).Â
Kasus perubahan fokus kurikulum dapat dilihat dari perkembangan kurikulum pendidikan Indonesia dari masa ke masa. Salah satu yang mencolok dapat dilihat dari perubahan kurikulum KTSP tahun 2006 ke Kurikulum K-13 tahun 2013. Dalam kurikulum KTSP, penilaian hasil belajar didasarkan pada kurikulum institusional yang dapat disesuaikan dengan masing-masing sekolah. Sedangkan dalam kurikulum K-13, penilain difokuskan pada tahapan perkembangn individu yang menekankan pada sikap atay keterampilan.
Selain perbedaan yang mencolok antara kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013. Terdapat pula perbedaan lainnya di masing-masing kurikulum di Indonesia. Perbedaan tersebut mencerminkan ciri khas masing-masing kurikulum yang dalam implementasinya dipengaruhi oleh kondisi sistem politik dan kenegaraan. Adapun perubahan fokus atau ciri khas tersebut dapaat berubah, jenis kompetensi yang dibentuk, jenis penilaian, tujuan strategis, dan nilai-nilai nasionalisme. Perbedaan ciri-ciri dan fokus pada perkembangan kurikulum di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PENUTUP
Penelitian dan evaluasi merupakan proses yang saling berkesinambungan. Dimana implementasinya dapat dilakukan di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Penelitian dan evaluasi pendidikan mencoba untuk menilai keberhasilan dari pelaksanaan suatu sistem pendidikan atau program pendidikan. Biasanya sistem pendidikan ini tercermin dari kurikulum yang di implementasikan. Penelitian dan evaluasi pada bidang pendidikan menilai penyelenggaraan kurikulum pendidikan.Â
Apakah pendidikan telah dilaksanakan sesuai dengan kerangka jalur yang direncakan sebelumnyaa. Pendidikan merupakan masalah yang kompleks. Karena berkaitan dengan pembentukan karakter manusia atau penyiapan sumberdaya manusia yang menjadi modal strategis bagi kemajuan negara. Selain hal tersebut, pendidikan merupakan sarana menginternalisasikan nilai-nilai nasionalisme sehinnga tercapai cita-cita bangsa dan negara
Perkembangan kurikulum pendidikan sangat dipengaruhi oleh pandangan dan ideologi penguasa terhadap pendidikan itu sendiri. Kurikulum pendidikan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membentuk manusia sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan diharapkan. Perubahan rezim dapat berpotensi mendorong perubahan paradigma pendidikan. Karena mungkin saja rezim baru memiliki ideologi yang berbeda. Di Indonesia pergantian rezim tidak serta merta mengubah ideologi pendidikan.Â
Ideologi yang dijalankan tetap berpegang pada nilai-nilai pancasila. Beberapa aspek yang berubah atau berkembang dapat dilihat dari paradigma nya. Terdapat perkembangan karakteristik khusus pada kurikulum yang pernah di implementasikan di Indonesia seperti; fokus pembentukan kompetensi, pembentukan karakteristik, tata-cara pelaksanaan pendidikan, maupun mekanisme evaluasi pendidikan institiusinal. Meskipun begitu, implementasi kurikulum tidak pernah bergeser dari ideologi, melainkan hanya merubaha paradigma pendidikan dan pengajaran. Yang mana hal tersebut dapat direalisasikan menurut masing-masing institusi atau lembaga pendidikan.
Â
DAFTAR RUJUKAN
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Nur El-Islam, 1, 48--58.
Arikunto, S., & Jabar, C. S. A. (2018). Evaluasi program pendidikan: Pedoman teoritis praktis bagi mahasiswa dan praktisi pendikan (Kedua; F. Yustianti, Ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Baska, V. T. (2003). Curriculum Planning and Instructional Design for Gifted Learners. Denvers: Love Publishing Co.
Bustin, R. (2018). What's your view? Curriculum ideologies and their impact in the geography classroom. Teaching Geography, 43(2), 61--63. Retrieved from https://www.geography.org.uk/Journal-Issue/617a62f7-759c-4a48-a97b-73fcc3fff040
Edgerton, J. D., Roberts, L. W., & Below, S. von. (2012). Education and Quality. In Kenneth C. Land & A. C. Michalos (Eds.), Handbook of Social Indicators and Quality of Life Research (pp. 265--296). SPRINGER. https://doi.org/10.1007/978-94-007-2421-1
Firman. (2003). Ilmu pengetahuan,teori dan penelitian. Padang. Retrieved from https://osf.io/8jtqr/download
Hasan, S. H. (2019). Arah dan Perubahan Kurikulum di Indonesia: Suatu Tinjauan Historis. Retrieved from Universitas Pendidikan Indonesia website: http://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/arah-dan-perubahan-kurikulum-di-indonesia-suatu-tinjauan-historis/#_ftn1
Maharaj, A. (2012). Ideological Influences in The National Curriculum Statements For the Further Education and Training Band. In Handbook of Social Indicators and Quality of Life Research (pp. 265--296).
Su, S.-W. (2012). The Various Concepts of Curriculum and the Factors Involved in Curricula-making. Journal of Language Teaching and Research, 3(1), 153--158. https://doi.org/10.4304/jltr.3.1.153-158
Sudijono, A. (1996). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI