Baginya, membukakan gerbang Islam bagi kami anak-anak yang awam agama adalah yang utama. Menurutnya, menyalakan lilin-lilin kecil cahaya Ilahi adalah prioritas. Meskipun kami sadar bahwa kami sebagai murid jauh dari berbakti, beliau pasti maklum karena Nabi Musa saja gagal menjadi murid yang baik bagi Nabi Khidir, apalagi kami, anak kampung yang amatiran.
Pernah ketika aku pulang kampung, aku berpapasan dengan beliau. Tentu saja kini ia nampak lebih tua, ada sedikit keriput di dahinya, juga beberapa uban telah menjadi mahkotanya. Tapi aku melihat beliau masih dengan semangat yang sama.
Dalam hati aku berkata:
Terima kasih Lek Dul telah menjadi cahaya bagi kami. Terima kasih telah menuntun masa kecil kami hingga kami tau mana jalan yang terang. Allah akan memuliakan engkau.
(Agus Daryanto, 25 November 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H