Tak terasa kita sudah menginjakkan kaki di bulan Desember, akhir bulan di akhir tahun 2024. Lantas ada apa di bulan Desember? Tentunya ada hal menarik yang akan dibahas di bulan spesial ini.
Selain bersyukur sudah sampai di akhir bulan, tentunya hal paling menarik, adanya perayaan Natal di bulan ini. Perayaan Natal pastinya dirayakan dengan penuh sukacita, selain hiasan pohon natal dan juga pernak-perniknya, tentunya bulan ini dirayakan juga dengan pembuatan kue-kue natal dan tahun baru.
Paling spesial lagi, di bulan-bulan ini, umat Kristiani berlomba-lomba menyajikan makanan-makanan khas di bulan Natal dan tahun baru ini. Akan banyak tersedia makanan-makanan khas daerah yang bakal disajikan kembali, tentunya dengan bumbu khas daerah masing-masing.
Daging Hasil Bidda Dibuatkan Jadi Rendang
Seperti di kampung kami, ada sebuah tradisi yang mungkin sampai sekarang masih terpelihara dengan baik, yaitu "MarBidda".
Penasaran kan? Apa itu "Marbidda"?
Ini sudah menjadi tradisi turun temurun yang masih terpelihara dengan baik hingga sekarang ini.
Marbidda atau Marbinda, adalah tradisi masyarakat Batak Toba yang melibatkan penyembelihan hewan, seperti babi atau kerbau, untuk menyambut perayaan Natal dan Tahun Baru.
Tradisi ini merupakan simbol kebersamaan dan persaudaraan, di mana warga mengumpulkan dana selama setahun untuk membeli hewan yang akan disembelih.
Daging hasil sembelihan kemudian dibagikan secara merata kepada semua peserta yang telah berkontribusi dalam pengumpulan dana selama setahun tersebut.
Sangat seru kala kita akan diajak untuk Marbinda, dimana sejak pagi hari sudah siap, siap untuk mengasah pisau yang akan digunakan untuk memotong daging kerbau atau daging lainnya, setelah selesai acara memotong, lalu bagian dalamnya dimasak untuk dimakan bersama seluruh anggota yang ikut gotong royong.
Setelah itu baru pembagian daging sapi atau kerbau yang telah dibagi secara merata. Setelah selesai acara Marbinda, maka daging selanjutnya dibawa pulang ke rumah masing-masing.
Terkadang yang membuat kangen ikut arisan Bidda ini, ketika uang bidda yang kita kumpulkan itu ternyata berlebih, sehingga bisa dapat selimut, gula, dan bahan-bahan pokok lainnya.
Nah, sampai di rumah maka pekerjaan saya selanjutnya, membersihkan daging kerbau atau lembu hasil Bidda. Lalu dipotong-potong sesuai dengan selera.
Kebiasaan di hari Natal serta menyambut Tahun Baru, maka makanan spesial keluarga, selain membuat Na Pinadar dan Pelleng, juga tentunya membuat rendang daging kerbau atau sapi.
Nah, setelah dagingnya siap dipotong-potong, maka langkah selanjutnya mengupas bumbu-bumbu untuk daging yang akan dijadikan rendang.
Ada racikan spesial dari bumbu-bumbu tersebut yang tentunya dibuat langsung oleh mama saya. Bumbu racikan mama ku ini selalu ngangenin, tiada duanya, entah kenapa memang beda tangan, beda rasa dari makanan yang diracik dengan bumbu-bumbu spesialnya.
Ketika membuat bumbu, mama saya lebih suka bumbu yang dihasilkan secara alami, misalnya untuk santannya, dibuat sendiri, bukan yang instant atau dibeli.
Kelapa diparut terlebih dahulu, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Jadilah santan kental dari tiga butir kelapa yang diperas tanpa air.
Siapakah bagian memarut? Biasanya bergantian, karena kelapa yang diparut bisa berjumlah tiga buah dan parutannya juga masih menggunakan parutan tradisional.
Lalu kelapa di parut lagi untuk membuat kelapa gongseng, dimana kelapa digongseng dengan menggunakan minyak goreng secukupnya.
Ketika menggongseng kelapa juga tangan tidak boleh berhenti, agar kelapanya tidak gosong dan hitamnya juga merata.
Setelah kelapa selesai digongseng hingga berwarna kecoklatan, dan kelapa yang lain diperas untuk jadi santan, maka tugas selanjutnya adalah mempersiapkan bumbu-bumbu selanjutnya, seperti Daun Salam, Daun Kunyit, Daun Jeruk, Serai, Kayu Manis, Cengkeh, Garam secukupnya, dan Kembang Lawang.
Sangat banyak kan rempah-rempah nusantara yang akan dipersiapkan untuk membuat rendang yang sedap itu?
Setelah itu maka dipersiapkan bumbu-bumbu halus, seperti Bawang Putih, Bawang Merah, Kunyit, Jahe, Lengkuas, Kemiri, Lada Bubuk, Ketumbar, Kapulaga, dan Pala.
Andaliman, Rempah Nusantara Khas Daerah Batak
Tak lupa untuk menambahkan Andaliman, rempah Nusantara khas dari Daerah Batak, karena rasanya yang bikin lidah merasa getir dan aroma khasnya yang tiada duanya di Nusantara ini.
Dengan menambahkan andaliman yang digiling atau dihaluskan bersama dengan bumbu-bumbu lain, maupun bersamaan dimasukkan bersama dengan daun salam, daun jeruk, daun kunyit, dan serai, maka akan tercium aroma yang sangat mewangi dan menggugah rasa.
Setelah itu maka dimasukkan potongan daging sapi dan diaduk hingga rata. Disini sangat dibutuhkan kesabaran dalam mengaduk, apinya juga diperhatikan, tidak boleh besar, tapi kecil saja. Lalu dituangkan santan kental dan diaduk hingga rata, ditunggu sampai rendang mengering dan bumbu meresap ke dalam daging.
Dengan menambahkan andaliman, rendang Anda akan memiliki cita rasa yang lebih khas dan pedas, memberikan pengalaman kuliner yang lebih otentik dan menggugah selera.
Andaliman sendiri tak dapat dilepaskan dari masakan khas Batak. Dikenal sebagai Merica Batak, Andaliman memiliki peran penting dalam kuliner atau setiap masakan Khas Batak Toba.
Andaliman atau Itir-Itir bernilai jual tinggi, terkenal hingga ke mancanegara dan tak lengkap rasanya masakan tanpa dilumuri dengan Andaliman. Baik itu dicobek ataupun langsung diletakkan ke masakan, semuanya akan memberikan selera yang sama di lidah yang mencicipinya.
Sudah pernah makan masakan khas Batak lengkap dengan Andalimannya?
Jika belum? Maka saatnya Anda mencoba...
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H