Sangat seru kala kita akan diajak untuk Marbinda, dimana sejak pagi hari sudah siap, siap untuk mengasah pisau yang akan digunakan untuk memotong daging kerbau atau daging lainnya, setelah selesai acara memotong, lalu bagian dalamnya dimasak untuk dimakan bersama seluruh anggota yang ikut gotong royong.
Setelah itu baru pembagian daging sapi atau kerbau yang telah dibagi secara merata. Setelah selesai acara Marbinda, maka daging selanjutnya dibawa pulang ke rumah masing-masing.
Terkadang yang membuat kangen ikut arisan Bidda ini, ketika uang bidda yang kita kumpulkan itu ternyata berlebih, sehingga bisa dapat selimut, gula, dan bahan-bahan pokok lainnya.
Nah, sampai di rumah maka pekerjaan saya selanjutnya, membersihkan daging kerbau atau lembu hasil Bidda. Lalu dipotong-potong sesuai dengan selera.
Kebiasaan di hari Natal serta menyambut Tahun Baru, maka makanan spesial keluarga, selain membuat Na Pinadar dan Pelleng, juga tentunya membuat rendang daging kerbau atau sapi.
Nah, setelah dagingnya siap dipotong-potong, maka langkah selanjutnya mengupas bumbu-bumbu untuk daging yang akan dijadikan rendang.
Ada racikan spesial dari bumbu-bumbu tersebut yang tentunya dibuat langsung oleh mama saya. Bumbu racikan mama ku ini selalu ngangenin, tiada duanya, entah kenapa memang beda tangan, beda rasa dari makanan yang diracik dengan bumbu-bumbu spesialnya.
Ketika membuat bumbu, mama saya lebih suka bumbu yang dihasilkan secara alami, misalnya untuk santannya, dibuat sendiri, bukan yang instant atau dibeli.
Kelapa diparut terlebih dahulu, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Jadilah santan kental dari tiga butir kelapa yang diperas tanpa air.
Siapakah bagian memarut? Biasanya bergantian, karena kelapa yang diparut bisa berjumlah tiga buah dan parutannya juga masih menggunakan parutan tradisional.
Lalu kelapa di parut lagi untuk membuat kelapa gongseng, dimana kelapa digongseng dengan menggunakan minyak goreng secukupnya.