Juga ketika ujian berlangsung banyak murid yang bingung, karena soalnya memang baru kali ini mereka dapatkan, dibandingkan soal-soal sebelumnya, bahkan banyak murid yang bimbingan belajar, bingung, karena di bimbel tidak pernah menemukan soal seperti itu.
Perbandingan ANBK dengan ABM
Nah, sekarang kan banyak asesmen yang dimunculkan di Kurikulum Merdeka. Seingat saya ada asesmen formatif, yaitu jenis asesmen yang dilakukan untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa untuk memperbaiki proses belajar dan mengajar. Asesmen formatif ini dilakukan pada awal, pertengahan, akhir, dan sepanjang pembelajaran.
Kedua, asesmen sumatif, merupakan suatu penilaian yang dilakukan guna memastikan tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah.
Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif biasanya dilakukan di akhir proses pembelajaran. Contohnya dilakukan pada akhir semester, akhir tahun ajaran sekolah, maupun akhir jenjang pendidikan.
Asesmen sumatif ini juga mempengaruhi nilai rapor semua murid. Maka dari itu, asesmen ini dapat menentukan kelanjutan proses belajar seluruh murid ke jenjang selanjutnya.
Ketiga, ada asesmen diagnostik di awal pembelajaran, tujuannya tentunya untuk mengetahui bakat dan seberapa besar kemauannya untuk belajar di sekolah yang baru mereka injak.
Asesmen diagnostik ini dibagi atas dua bagian, yaitu asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnostik kognitif yang kesemuanya berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan murid ketika saat pelajaran berlangsung atau mengetahui perkembangan mereka selama di sekolah.
Sementara jika kita bicara tentang ANBK, maka akan ada perbedaan mendasar dari kedua tes tersebut, khususnya bila dibandingkan dengan asesmen minat bakat.
Pertama, pada fokus pengukuran, dimana ABM berfokus pada pengukuran bakat dan minat murid, serta potensi di bidang tertentu. Sedangkan ANBK lebih berorientasi pada penilaian prestasi akademik murid berdasarkan kurikulum yang diajarkan di sekolah.