Sontak saya terkejut mendengar cerita itu, saya tidak tau sama sekali kejadian itu, dan bertanya, "Darimana kakak tau itu semua? Saya tadi dari sekolah menjemput mereka, tak ada dengar isu apa-apa?".
Sampai-sampai katanya gurunya juga, ada dua guru yang disebutkan, pertama wali kelas anak saya dan juga guru IPS berkata seperti ini, "Jangan kalian temani si X itu -- mengatakan anak saya -- karena dia punya kelainan pergaulan".
Disitulah darah saya mendidih, tidak terima dengan ucapan guru tersebut, masak seorang guru bisa membully? Bisa melakukan perundungan? Ngeri kali sekolah ini, klo bisa-pun anak saya sekarang mau saya pindahkan! Gumam saya dalam hati.
Emosi saya memuncak, pengen rasanya langsung ke sekolah mengklarifikasi masalah ini, namun karena saya harus mengantar anak les, dan juga ada jadwal mengawasi anak-anak ekskul sepakbola, maka niat itu saya urungkan. Besok saja saya ke sekolah gumam saya.
Sebenarnya anak saya, ketika saya tanya dengan pendekatan yang bisa dibilang sudah baiklah, dimana saya ajak dia bicara ditempat makan yang sepi, saya ajak dia makan terlebih dahulu dan memesan minuman favoritnya, seusai menjemput dia dari lesnya.
Seusai makan, maka saya tanya dengan pelan-pelan, namun terukur, terarah dan pasti, "Memang benar kamu seperti itu nak?". "Tidak Pa!", jawab anak saya tegas.
"Saya tidak berkawan lagi sama dia semenjak Januari 2024, semenjak saya tau dia seperti itu!", saya pernah diajaknya ke kamar mandi, hanya sekali itu saja, namun saya jijik dan tidak mau lagi berteman dengan dia, ujar anak saya.
"Jujur kamu nak!", ungkap saya dengan penuh penekanan, dan dia memang bilang "Ia Pah, saya nga berteman lagi sama dia, saya jujur!".
Singkat cerita, Jumat kemarin saya mendatangi sekolah dan mengkonfirmasi masalah ini dengan kepala sekolah, wali kelas, wakasek bidang kesiswaan, dan guru yang membuly. Namun si guru yang berani membuly itu tidak mengakui perbuatannya. Dia bersikukuh tidak ada mengatakan demikian. Andaikan ada bukti rekaman? Pasti si guru ini tidak bisa mengelak, gumam saya dalam hati.
Mengapa Perundungan Masih Terjadi di Sekolah?
Adalah Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama untuk memberantas perundungan di sekolah dan menegakkan aturan yang ketat agar perundungan tidak terjadi lagi di sekolah. Banyak kasus perundungan terjadi, karena kurangnya pengawasan oleh guru maupun pihak sekolah terhadap anak didiknya.