Gaya permainan baru, taktik baru, semangat baru, dan kolaborasi baru, ditunjukkan oleh para pemain Manchester United usai dilatih oleh caretaker alias pelatih sementara, Ruud van Nistelrooy dan mendapatkan hasil luar biasa dengan kemenangan sensasional atas Leicester City di putaran keempat Piala Liga Inggris alias Carabao Cup 2024.
Ya, Ruud van Nistelrooy langsung gaspol usai diangkat menjadi pelatih sementara menggantikan Erik ten Haag yang ditendang dari Old Trafford usai gagal membawa MU di Liga Primer Inggris dan juga rentetan hasil nilkemenangan di Liga Eropa.
Penunjukan Van Nistelrooy menurut saya langkah tepat oleh manajemen MU untuk mengenbalikan spirit dan roh permainan MU yang memang dikenal dengan nama "The Spirit of Manchester", spirit yang ditularkan oleh sang guru sekaligus pelatih Van Nistelrooy kala masih berseragam MU, siapa lagi kalau bukan Sir Alex Ferguson.
Filosofi permainan yang menekankan pada semangat juang, kerja keras, dan kolektivitas tim. Sir Alex Ferguson dikenal karena kemampuannya untuk membangun tim yang tidak hanya berbakat secara individu tetapi juga memiliki ikatan kuat di antara para pemain.
Dan like father, like son, begitu jugalah Van Nistelrooy sepertinya sukses mengadopsi taktik, spirit dan gaya kepelatihan Sir Alex Ferguson saat menangani MU saat ini. Bagaimana tidak? Menjadi anak didik atau bahkan jadi anak kesayangan Sir Alex Ferguson, Van Nistelrooy yang menjadi skuad Setan Merah dari tahun 2001 sampai dengan 2006, mengungkapkan banyak mendapatkan pelajaran berharga dari sang pelatih, terutama dalam hal membina hubungan baik dengan pemain.
Gambaran dari pembelajaran dan pengalaman yang diberikan oleh caretaker ini dampaknya luar biasa, dapat kita lihat dari hasil pertandingan perdananya kala mengalahkan Leichester City dengan skor besar 5-2.
Tak ada yang menyangka atau menduga, Van Nistelrooy menurunkan gelandang Casemiro sebagai starter, didampingi Manuel Ugarte. Dua nama yang jarang kita dengar ketika Erik Ten Haag masih berkuasa di Old Trafford.
Khusus untuk Casemiro, gelandang pengangkut air yang diboyong dari Real Madrid itu adalah pesakitan di era pelatih berkepala plontos itu. Casemiro sering sekali membuat kesalahan hingga blunder yang membuat Andre Onana sering memungut bola dari jalanya.
Baca Juga MU Pecat Erik Ten Haag
Namun, dalam pertandingan yang berlangsung di stadion Old Trafford pada Rabu, 30 Oktober 2024 atau Kamis dini hari, 31 Oktober 2024 itu, Casemiro adalah bintang lapangan yang mencetak brace alias dua gol di menit ke-15 dan ke-39. Kegembiraan Casemiro terlihat dari bagaimana dia merayakan dua golnya tersebut yang menandakan lahirnya kembali kualitas seorang Casemiro yang sangat diragukan di era kepelatihan Erik ten Haag. Casemiro is Back!
Jalannya Pertandingan
Dalam pertandingan pertamanya, van Nistelrooy banyak merombak skuadnya menghadapi Leichester City dibabak 16 besar Carabao Cup. Selain memainkan Casemiro dan Manuel Ugarte, van Nistelrooy juga memainkan Altay Bayindir sebagai penjaga gawang, mengesampingkan Andre Onana. Sementara di lini serang, van Nistelrooy mempercayakan Garnacho, ban kapten tetap disandang Bruno Fernandes dan bertugas sebagai playmaker, sementara Marcus Rashford, dan Joshua Zirkzee dipercayakan berada di depan Bruno Fernandes.
Taktik ini berjalan mulus. Setan Merah, julukan MU, membuka skor lewat Casemiro pada menit ke-15. Menerima umpan dari Garnacho, Casemiro melepaskan tendangan kaki kanan yang membobol gawang Leicester.
Pada menit ke-28, giliran Garnacho yang sukses mencatatkan namanya di papan skor. Dia menggandakan kemenangan MU lewat tendangan kaki kanan akurat usai menerima umpan silang Diogo Dalot.
Lima menit berselang, tepatnya menit ke-33, Leicester City sempat memperkecil ketertinggalan usai Bilal El Khannouss mencetak gol lewat situasi bola mati. Skor menjadi 2-1 masih untuk keunggulan Setan Merah.
Namun, MU kembali menjauh. Di menit ke-36 lewat tendangan bebas terukur, Kapten Bruno Fernandes berhasil mengoyak jala Leichester City yang dijaga oleh Ward, skor berubah menjadi 3-1 untuk keunggulan sementara MU.
Bahkan, tiga menit berselang, Casemiro kembali sukses mencetak brace pada laga ini usai kembali membobol gawang Leicester pada menit ke-39, skor menjadi 4-1.
Akan tetapi, pada ujung pertandingan babak pertama, MU kecolongan lewat aksi Conor Coady, tepatnya di menit ke-45+3. Skor menjadi 4-2 sebagai penyudah pertandingan babak pertama.
Di babak kedua, pasukan Van Nistelrooy berhasil menambah pundi-pundi golnya, tepatnya di menit ke-59, sang kapten Bruno Fernandes berhasil mencetak brace alias gol keduanya dan mencatatkan namanya di papan skor lewat sepakan kaki kanannya. Skor menjadi 5-2 dan mengunci kemenangan telak itu serta menyingkirkan Leichester City dari perebutan gelar Carabao Cup.
Van Nistelrooy kemudian melakukan pergantian. Dia memasukkan Rasmus Hojlund menggantikan Garnacho, selain itu, juga memasukkan Jonny Evans menggantikan De Ligt, dan Mazraoui masuk menggantikan Lisandro Martinez, serta Ethan Wheatley juga main menggantikan Zirkzee. Namun tidak ada gol tambahan, hingga peluit akhir dibunyikan skor tetap 5-2 kemenangan MU yang menghantarkan Seta Merah ke babak selanjutnya Piala Liga Inggris 2024.
Lantas srategi baru apa yang dibuat oleh Van Nistelrooy, hingga pemain-pemain MU enjoy dan menikmati permainan tadi malam hingga mampu menghasilkan atau menggelontorkan lima gol?
Menurut saya, van Nistelrooy mampu menerapkan strategi yang mencerminkan pendekatan taktis yang cermat dan adaptif. Van Nistelrooy menggunakan formasi 4-3-3 yang memungkinkan fleksibilitas dalam menyerang dan bertahan. Ini memberikan keseimbangan antara lini tengah dan serangan, serta memperkuat pertahanan. Juga, penggunaan pemain sayap secara maksimal untuk melebar dan menciptakan ruang, memungkinkan penetrasi ke dalam area penalti lawan. Ini juga membantu dalam mengalihkan perhatian bek lawan.
Seperti dirinya kala bermain sebagai striker, van Nistelrooy menginstruksikan para pemainnya untuk bermain dengan Pressing Tinggi. Setelah kehilangan bola, tim diinstruksikan untuk segera melakukan tekanan tinggi kepada pemain lawan. Ini bertujuan untuk merebut kembali penguasaan bola secepat mungkin dan mencegah lawan membangun serangan.
Lalu, serangan balik. Van Nistelrooy menekankan transisi cepat dari pertahanan ke serangan. Pemain dilatih untuk bergerak cepat setelah merebut bola, memanfaatkan kecepatan penyerang untuk mengeksploitasi ruang di belakang pertahanan Leicester.
Dengan penerapan strategi-strategi tersebut, van Nistelrooy telah mampu melewati ujian pertama sebagai pelatih sementara MU. Ujian itu mampu dilalui dengan manis, terlampau manispun dengan skor 5-2 untuk kemenangan MU atas sesama tim papan atas Liga Primer Inggris mengindikasikan bahwa MU tidak salah mempercayakan kursi kepelatihan kepada van Nistelrooy.
Jadi, rentetan kemenangan demi kemenangan, dengan sendirinya akan menempatkan van Nistelrooy menjadi pelatih permanen MU, begitu bukan?
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H