Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa cyber bullying atau perundungan paling banyak terjadi lewat media sosial dengan jumlahnya mencapai 71 persen. Lalu disusul aplikasi chatting 19 persen, game online 5 persen, youtube 1 persen.
Dijelaskan lebih lanjut menurut data hasil riset Center for Digital Society pada tahun 2021, dari 3.077 siswa SMP dan SMA, sebanyak 45,35 persen siswa pernah menjadi korban dan 38,41 persen siswa pernah melakukan cyber bullying.
Selanjutnya, menurut data Unicef pada tahun 2022, mengungkapkan 45 persen dari 2.777 anak di Indonesia mengaku pernah menjadi korban cyber bullying.
Dasar inilah menjadi acuan P5 semester ganjil tahun 2024 ini mengangkat tema "Hentikan Perundungan" atau "Stop Cyberbullying", dengan harapan tidak adanya lagi perundungan terjadi di lingkungan sekolah, maupun di dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan penerapan P5 hentikan perundungan, maka sangat besar terbangunnya kesadaran murid mengenai dampak negatif dari perundungan. Melalui berbagai kegiatan P5, murid diharapkan dapat memahami akan arti pentingnya menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, serta saling menghormati satu sama lain. Juga diharapkan terbangunnya empati, keberanian, dan integritas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berpartisipasi aktif dalam P5 dapat meningkatkan perilaku positif siswa, yang berkontribusi pada penurunan kasus perundungan di sekolah.
Ketika hari pertama masuk dalam materi P5 ini, salah seorang siswa saya, karena saya tahun ini wali kelas sepuluh, maka otomatis mereka bertanya-tanya "Apa itu P5 Pak?", tanya seorang murid saya setelah selesai program wali kelas menyapa.
Maka saya ambil spidol dan menuliskan besar-besar di papan tulis, "P5 singkatan dari: Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila". Otomatis anak-anak berkata, "Oh", sambil senyum-senyum.
Lanjut saya membagikan materi P5 yang telah terlebih dahulu dibagikan ke grup whatsapp wali kelas, ke grup kelas saya. Lalu mereka belajar mandiri atau belajar bersama dengan membentuk kelompok belajar. Project ini sangat mendukung dan mendorong murid untuk aktif terlibat dalam memerangi perundungan. Dengan adanya kegiatan yang melibatkan diskusi kelompok dan sosialisasi tentang bahaya bullying, murid didorong untuk berkomitmen menciptakan lingkungan bebas perundungan.