Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?
Jawaban Saya:
- Yang paling menarik bagi saya, adalah Semangat para Bupati mendirikan sekolah kabupaten dengan tujuan mendidik para calon pegawai di tahun 1854. Semangat para calon pegawai ini sungguh menginspirasi, walau sudah usia dewasa, mereka tetap semangata untuk belajar. Di tahun sama, lahir juga sekolah-sekolah Bumi Putera untuk mendidik anak-anak Indonesia yang sudah berusia dewasa juga. Walau mereka sudah bukan anak-anak, namun semangat belajar mereka membuat saya sangat tertarik.
- Tujuan Pendidikan dari video pada zaman Kolonial adalah, untuk mengentaskan buta huruf dengan mengajarkan rakyat membaca, menulis, dan berhitung walau hanya seperlunya saja dan terbatas hanya bagi orang-orang pembantu dalam mendukung usaha dagang para Kolonial Penjajah. Juga pendidikan bagi calon mudir, dokter Jawa.
- Persamaan antara proses pembelajaran pada zaman Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini, adalah : bahwa Kurikulum Merdeka dengan konsep Merdeka Belajar diterapkan sekarang ini bertujuan untuk mengembalikan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara, untuk mewujudkan kemerdekaan belajar agar murid-murid memiliki kemandirian dalam diri mereka.
- Sementara perbedaannya adalah dengan seiring perkembangan teknologi, maka metode pembelajaran lebih kompleks, spesifik dengan pemanfaatan teknologi yang semakin canggih, sementara pada zaman Kolonial, metode pembelajaran cenderung bersifat tradisional dan pembelajaran berpusat pada guru. Tujuan pendidikan pada zaman Kolonial hanya untuk memenuhi kebutuhan kerja dan kemajuan kolonial, sementara sekarang tujuan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan kerja dan membangun karakter.
Apa hasil yang anda peroleh setelah mempelajari pada alur eksplorasi
Apa kekuatan konteks sosio-kultural di daerah Anda yagn sejalan dengan pemikiran KHD?
Bagaimana pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaikan dengan nilia-nilai luhur kearifan budaya daerah asal yang relevan menjadi penguatan karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya daerah Anda?
Sepakati satu kekuatan pemikiran KHD yang menebalkan laku murid di kelas atau sekolah Anda sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di daerah Anda yang dapat diterapkan.
Gagasan atau sistem yang mengatur anak, gotong-royong, kebersamaan dan solidaritas, penghargaan terhadap budaya lokal (batak toba, melayu -- deli), keterlibatan masyarakat dalam pendidikan.
Nilai-nilai gotong-royong, kebinekaan global, ramah tamah, tegur, sapa, salam, kesenian daerah yang dilestarikan dengan memasukkannya ke dalam ekstrakurikuler di sekolah yang ditampilkan dalam pentas seni atau pameran.
Penguatan peserta didik dalam konteks sosial budaya gotong royong, penghargaan terhadap solidaritas, nilai kebinekaan global.
Gagasan atau Sistem Mengatur Anak:
Jika merujuk pada filosofi pendidikan KHD, maka mengatur anak harus berkonsep humanistik fokus pada perkembangan dan pengembangan diri anak sesuai dengan watak, minat, dan bakatnya. Membentuk karakter anak dengan mengajarkan nilai-nilai integritas, kejujuran, tanggung jawab, dan berempati. KHD juga mengatakan pendidikan (opvoedir) dan pengajaran (onderwijs) sebagai bagian mencerdaskan kehidupan anak.