Jadi tak salah kalau di kota Medan sekarang menjamur jaringan-jaringan kabel utilitas dan tak jarang pulak kita lihat video-video bersewileran pungli terhadap para pekerja kabel-kabel utilitas ini.
Jadi apa yang dikatakan dalam redaksi Kompasiana, sengkarut hilir-mudik kabel utilitas memang sungguh ruwet di setiap pelosok Indonesia. Tak hanya mengganggu aktivitas, tak jarang kabel yang ruwet tersebut dibiarkan saja hingga menjuntai sangat rendah. Apalagi kalau ada kabel yang terkelupas dan hampir putus. Padahal sudah memakan korban!
Ya, baru-baru ini seorang warga Jakarta yang berprofesi sebagai driver ojek online alias Ojol bernama Vadim harus merenggang nyawa akibat adanya kabel menjuntai di kawasan Palmerah, Jakarta Barat.
Diketahui, Seorang driver ojek online bernama Vadim terjatuh karena menghindari kabel yang menjuntai di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat pada Jumat (29/7/2023) malam.
Nahasnya, Vidam akhirnya dinyatakan wafat usai dibawa ke rumah sakit. Polisi menyatakan akan menyelidiki permasalahan ini dan pertanyaannya, siapakah yang akan bertanggungjawab atas kematian Vidam akibat menghindari semrawutnya gulungan kabel salah satu perusahaan ternama itu.
Di sisi lain, Sultan Rif'at Alfatih (20) mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang sudah tujuh bulan hanya bisa makan dan minum melalui selang di hidungnya akibat kabel fiber optik yang menjuntai dan terkena lehernya, di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada Kamis 5 Januari 2023 silam.
Bagaimana Penanganan Kabel Utilitas di Medan?
Dua rangkaian peristiwa di atas tentunya harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dan stakeholder pemasangan kabel-kabel utilitis di setiap kota-kota besar di Indonesia. Tak terkecuali di Kota Medan, yang juga sekarang makin rawan akibat dengan keberadaan kabel-kabel utilitas tadi.
Tak dapat dipungkiri memang, kota-kota besar di Indonesia harus memiliki kabel-kabel utilitas yang lebih banyak dibandingkan dengan kota-kota kecil atau wilayah pedesaan.
Hal ini dikarenakan kota-kota besar biasanya memiliki infrastruktur yang lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak kabel untuk menyediakan listrik, telekomunikasi, air, dan layanan utilitas lainnya.
Selain itu, pertumbuhan kota dan perkembangan industri juga dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah kabel utilitas di suatu daerah, karena tergiurnya masyarakat dengan layanan kabel-kabel Wi-Fi sekarang.