Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity, Saatnya Danau Toba Pamer Wajah Menuju Wisata Dunia

22 Oktober 2021   05:48 Diperbarui: 12 November 2021   13:36 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai kata sambutan dari Sandiaga Uno plus dengan resmi secara virtual membuka diskusi "International Conference Heritage of Toba," maka sesi pertama dibuka dengan menampilkan empat pemateri dengan tema "Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman" dengan moderator Arita Nugraheni, Peneliti Litbang Kompas.

Pemateri pertama, Indyo Pratomo, Ahli Geologi Badan Geologi Bandung dengan materi "Keunikan Geologis Danau Toba sebagai Potensi dan Daya Tarik Wisata".

Pemateri pertama, Indyo Pratomo, Ahli Geologi Badan Geologi Bandung | Dokumentasi pribadi 
Pemateri pertama, Indyo Pratomo, Ahli Geologi Badan Geologi Bandung | Dokumentasi pribadi 

Beliau menceritakan kembali bagaimana awal proses Danau Toba dari tiga kali letusan. Kaldera Toba, sebuah erupsi yang besar sekali yang ukurannya sangat luar biasa sehingga disebut Supervolcano.

Beliau bercerita bagaimana dahsyatnya letusan Gunung Toba mengalahkan letusan gunung-gunung aktif lainnya di Nusantara ini, semacam letusan Gunung Tambora sekitar 200 tahun lalu, lalu ada Letusan Gunung Krakatau sekitar 800 tahun lalu, yang membentuk Kaldera Rinjani. 

Terakhir, Letusan Gunung Toba yang tentunya kita tahu adalah Kaldera Sibandang setelah dua kali letusan sebelumnya, yaitu letusan Porsea pada 840.000 tahun lalu, sehingga dinamai dengan Old Toba Tuff.

Ledakan tersebut pastinya seperti namanya, menghasilkan kaldera atau kawah di sebelah timur kawasan Danau Toba bernama Porsea, yang kini jadi Kabupaten Toba Samosir.

Kedua, letusan Haranggaol, terjadi pada 500.000 tahun lalu dan dinamai dengan Middle Toba Tuff. Ledakan ini membentuk kaldera atau kawah di sebelah utara kawasan Danau Toba bernama Haranggaol seperti sekarang ini.

Pembicara sesi kedua diisi oleh Ibu Prof. Harini Muntasib, Ahli Ekowisata IPB memberikan materi Optimalisasi Sektor Wisata Danau Toba Melalui Pengembangan Wisata Berwawasan Lingkungan. 

Beliau memberikan masukan agar kita mengangkat branding, kita harus bisa memasukkan tema "Mengenalkan Sejarah Gunung Api Raksasa Toba dan Perkembangan Kondisi Biotik Toba" kepada dunia, sehingga mereka tertarik untuk berkunjung ke Danau Toba dan melihat langsung serta mendapatkan rasa penasaran akan branding yang kita bangun tentang pariwisata Danau Toba. 

Materi dari Ibu Harini Mutasib Tentang Branding Danau Toba. Tangkapan layar pribadi 
Materi dari Ibu Harini Mutasib Tentang Branding Danau Toba. Tangkapan layar pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun