"Sungguh terlalu!" Ungkapan ini sangat cocok diungkapkan para kotestan lain yang tersisih di Piala Dunia kali ini. Bagaimana tidak? Kejutan demi kejutan terpampang luas, segala misteri, mitos, dan prediksi diluar akal sehat tersaji di Piala Dunia kali ini.
Memang, inilah Piala Dunia paling sempurna dan unpredictible menurut saya, ya karena tim-tim besar dianggap mapan tidak mampu berbuat banyak di tanah Rusia. Bahkan Italia, sang Juara di tanah Jerman tahun 2002 tidak lolos.
Pun dengan Belanda, si Juara tanpa mahkota di tahun 1974 dengan permainan total football-nya mampu menghipnotis duniapun harus tersisih. Juga Negeri Paman Sam tidak dapat berbuat banyak setelah digempur Meksiko dan Panama. Mereka adalah contoh negara dianggap adikuasa, tetapi tersisih untuk berangkat ke Rusia.
Di Rusia, dari penyisihan tercipta duka luar biasa, bagaimana tidak? Bayangkan Panser Jerman, harus pulang kampung. Padahal mereka calon kuat juara dengan parade pemain-pemain terbaiknya! Setiap lini pasukan Joacim Loew diprediksi bakal bisa mempertahankan mahkota juaranya, apa daya? Gempuran Meksiko dan Korea buat Panser Jerman mundur dengan kepala tertunduk ke kampung halaman.
Paling menderita mungkin Argentina, ya tim Tanggo ini lolos jadi runner-up grup D secara dramatis, eh malah dipulangkan Perancis dengan skor 4-3. Pun dengan Brazil dan Uruguay, tumpuan harapan negara Amerika Latin, semuanya pulang dengan kepala tunduk dari Rusia.
Parade Pelatih Muda
Akhirnya, babak Semifinal akan mentas. Semua mata pastinya tertuju pada partai penuh emosi dan pertarungan taktik dan mental juar dari empat kontestan yang bakal mentas untuk mencapai partai puncak dan menjadi tim terbaik di dunia. Ya, akhirnya Perancis, Belgia, Inggris, dan Kro-Asia menjadi empat tim terbaik untuk melakoni babak akhir dari pesta paling akbar di dunia ini.
Fokus pada empat tim ini, ternyata ada hal yang unik, yaitu pelatih dari masing-masing tim selain tentunya para pemainnya yang dicap sebagai "Generasi Emas" yang mewakili negaranya.
Ya, empat pelatih dari masing-masing negara ternyata masih tergolong muda dan punya semangat tinggi untuk mengangkat tim mereka menjadi yang terbaik! Ini sesuai dengan konsep yang muda yang berbakti! Jadi tidak salah apabila Piala Dunia kali ini spesial karena pelatihnya dihuni oleh pelatih-pelatih muda terbaik membawa spirit dan energi sepakbola ke arah yang lebih baik lagi.
Mereka itu adalah:
(1). Didier Descamps (Pelatih Kepala Timnas Ayam Jantan). Inilah pelatih satu-satunya yang pernah mengangkat Tropi Julies Rimet kala masih aktif jadi pemain. Ya, Didier Descamps adalah kapten sekaligus pemain tengah yang berfungsi sebagai gelandang pengangkat air yang bekerja keras selama turnamen berlangsung di Negaranya, Perancis saat Piala Dunia 1998 berlangsung.