Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gestok 1965: Operasi Militer Rahasia berdampak Malapetaka bagi Indonesia

27 September 2023   07:09 Diperbarui: 28 September 2023   06:06 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, PKI selalu berada di belakang kebijakan Bung Karno. PKI tahu dengan bergerak searah dengan Presiden Soekarno maka posisinya di panggung politik nasional akan lebih terlihat. 

 

Perebutan Irian Barat antara Pemerintah Indonesia dan Belanda, serta konfrontasi dengan Malaysia ditanggapi sigap oleh PKI. PKI dengan cepat membentuk sukarelawan dari unsur Pemuda Rakyat binaannya. 

PKI seolah mendahului peran militer dalam ikut menjaga kedaulatan negara. Kesan itu yang memang dibangun oleh PKI.

Maka saat 19 Desember 1961 di Alun-Alun Utara Kota Jogjakarta, Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora, PKI menyambutnya dan seratus persen mendukung tindakan konfrontasi terbuka terhadap Belanda.

Manuver Bung Karno yang ingin memperkuat militernya untuk memukul Belanda mundur dari Papua Barat tidak pernah direspon baik oleh kelompok Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat.

Maka tidak ada cara lain selain mengalihkan pandangannya ke Timur, Blok Komunis. Poros Jakarta-Peking-Pyongyang-Moskow yang dibentuk adalah bukti nyata Indonesia sudah jengkel dengan Blok Barat. 

Kedatangan Presiden Soekarno ke Moskow pada tahun 1956 dan disambut secara besar-besaran oleh Perdana Menteri Nikita Kruschev menjadi isyarat nyata bergabungnya Indonesia ke Blok Kiri.

Uni Sovyet melihat Indonesia bisa dijadikan sebagai bagian dari Komunis Internasional. Saat itu anggota PKI mencapai 3 juta lebih. Jumlah tersebut adalah terbesar ketiga setelah RRT dan Uni Sovyet sendiri.

Kedekatan Soekarno dengan petinggi PKI adalah hal wajar saat itu, saat Indonesia membutuhkan segala sumberdaya yang ada untuk mendukung pengembalian Irian Barat sekaligus sebagai komitmen dukungan politik dan militer Moskow terhadap Jakarta.

Dalang Gerakan 1 Oktober

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun