Pemuja Ras Arya
Hitler adalah maniak. Melihat masyarakat hanya sekilas dan menganggap hanya yang super yang layak hidup. Yang lain boleh disingkirkan. Dihilangkan dari mesin kompetisi alam.Â
Bagi Hitler tindakan pembersihan etnis adalah mekanisme seleksi alam juga. Tak ada salahnya. Dan baginya itu legal.
Hitler secara terang-terangan mengolok-olok ras non Arya. Di tingkatan paling dasar ada kera, kemudian ras kulit berwarna, ras Eropa non-Arya. Dan yang tertinggi adalah ras Arya. Ras super yang layak menjadi pemimpin dunia dan ras istimewa yang harus lestari.
Hitler juga membuat proyek kekaisaran seribu tahun. Mengawinkan manusia ras Arya untuk menghasilkan keturunan super. Proyek gila yang akhirnya gagal berantakan.
Ras Arya di Piala Dunia
Apa yang akan terjadi jika Hitler duduk di bangku penonton saat pertandingan Jerman melawan Jepang? Saat Jepang bisa mengalahkan Jerman dengan skor 1-2. Ras Arya melawan Ras Asiatic-Mongoloid.
Pastinya dia akan kecewa saat ras yang diunggulkan dipecundangi ras dari spesies kulit berwarna yang baginya bukan ras unggul. Ras pinggiran yang seharusnya kalah.
Kita bersepakat bahwa masalah sentimen ras di dunia olahraga, atau apa pun harus dibuang. Karena tidak sesuai dengan nilai moralitas yang dikembangkan spesies sapiens untuk kesejahteraan bersama. Kemulian semua.Â
Homo Sapiens, artinya Manusia Bijaksana. Sebuah nama yang harusnya memikul beban moralitas.
Era kompetisi sudah harusnya punah, dan berganti menjadi era kolaborasi. Kerjasama saling melengkapi. Yang membedakan spesies sapiens adalah tampilan fisik belaka.Â