Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Amalan Puasa Ramadhan sebagai Wahana Keselarasan Manusia

6 April 2022   07:42 Diperbarui: 6 April 2022   14:19 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi amalan puasa (Tribun Jakarta/Muhammad Rizky Hidayat)

Nafsu, bukan hanya seksual namun dalam kerangka yang lebih luas. Menempatkan hak orang lain sebagai kewajiban kita juga termasuk menahan hawa nafsu serakah. Intinya kesadaran untuk kesejahteraan bersama. Bukan berpusat pada pemuasan ego sendiri.

Menghormati orang yang berbeda dengan kita pun adalah sebuah tantangan tersendiri. Misal jika ada yang makan di depan kita apakah kita harus marah? Jelas tidak boleh. Karena dirinya tidak berpuasa maka menjadi urusannya dengan Tuhannya bukan dengan kita. 

Cukup perbaiki diri sendiri. Salah satu nasehat terhebat tentang kebaikan bukan ke luar dari mulut tapi dari tindakan. Sikap dan perilaku kita di masyarakat sebagai bukti dari kualitas keimanan kita kepada Allah SWT.

Semisal saat pandemi, banyak usaha yang terjungkal. Sebelum pandemi segala perhitungan keuntungan perusahaan sudah terprediksi. Namun, pandemi membuyarkan semuanya. Laba perusahaan tidak tercapai bahkan minus. Perusahaan diambang kebangkrutan. Terpaan ini sangat kuat menerjang, menghantam psikologi yang tidak siap. Memorak-porandakan yang sudah terencana. Tak ada yang bisa mengeluarkan kemelut seperti itu selain diri kita sendiri.

Ramadan bisa sebagai pelatihan jasmani dan rohani menghadapi kemelut hidup. Saat itulah dibutuhkan keikhlasan menerima perubahan. Berserah diri secara penuh kepada Sang Pencipta: Allah tidak akan menguji di luar kemampuan hambanya.

Kesadaran Memahami Diri Sendiri

Selama ramadan salah satu amalan yang dianjurkan adalah iktikaf di masjid atau surau. Iktikaf sama dengan merenungi siapa diri kita dan untuk apa kita hidup di dunia ini. Apakah mengejar kekayaan semata? Sebuah renungan paling dalam di tengah derasnya budaya hedonisme dengan memaksimalkan kepuasan indera semata.

Puasa akan membentuk pribadi tenang menghadapi setiap masalah dan perbedaan yang ada. Keheningan sejatinya pembuka laku spiritual, bahwa kita hanya debu yang ada di belantara kosmik ciptaan Allah SWT. 

Tidak ada alasan untuk menyombongkan diri, karena hakekatnya kita semua adalah penumpang dari sebuah planet bumi misterius ke mana tujuannya. Siapa manusia dan untuk apa dia ada di planet bumi menjadi perenungan yang dalam untuk memperhalus pekerti manusia.

Keharmonisan antar Sesama

Saat puasa umat muslim didorong untuk memperbanyak amal ibadah. Kaitannya dengan manusia lainnya. Menghormati perbedaan, berbagi rizki, menyantuni anak yatim, dan banyak lagi amal ibadah yang bertujuan mengharmoniskan antar manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun