Ekonomi makro terganggu, ekonomi rumah tangga juga akan terganggu. Tidak menafikan, salah satu penopang keharmonisan rumah tangga adalah ketersediaannya dana untuk menggerakkan fungsi rumah tangga.
Beli gas, bayar listrik, beli beras, beli bensin dan juga pulsa semua itu menggunakan alat tukar yang bernama uang. Jika tidak ada, maka aktivitas rumah tangga pastinya akan terganggu.
Jika terganggu bisa jadi mengancam keutuhan rumah tangga. Persoalan ekonomi adalah persoalan paling pelik yang harus diselesaiakan oleh perumahtangga.Â
Kalau tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan. Padahal untuk saat ini, tempat yang bisa memberi keteduhan dan ketenangan batin saat pikiran digerogoti ketakutan akan virus adalah rumah, HOME! Bukan rumah sakit.
Kehangatan semua penghuni rumah adalah obat mujarab untuk bertahan di tengah pandemi. Selain itu kita semua harus mampu berdamai dengan kondisi. Menerima dan legowo terhadap kejadian yang tidak mengenakkan, karena persoalan hidup terkadang tidak pernah kita prediksi.
Berikut adalah tips sederhana bagi perumahtangga bertahan pada masa sulit:
Pertama, kita harus terbuka dengan pasangan.
Bahwa, selama pandemi pendapatan merosot, sehingga uang belanja tidak terprediksi. Kadang ada, bisa jadi tidak sama sekali.
Sedangkan kebutuhan dan cicilan Bank tetap. Berjanjilah untuk saling mendukung. Tidak boleh merambah pada persoalan lain yang bisa membuat suasana rumah tangga tidak harmonis.
Jika mulai berselisih, pasangan harus saling mengingatkan. Karena konflik bukanlah penyelesaian. Malah akan menambah beban baru di antara beban yang sudah ada.
Kedua, mencari sumber pendapatan lain.
Dalam filosofi jawa ada kata-kata "obah yo mamah" artinya jika kita berusaha, pastinya ada rezeki.
Lakukan apapun yang bisa menghasilkan uang asal halal dan legal. Maksimalkan keahlian yang kita punya.