Mohon tunggu...
Agus Setiawan
Agus Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Regionalisme ASEAN Menangani Pandemi Covid-19

12 November 2021   18:03 Diperbarui: 12 November 2023   06:55 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kedua, mekanisme negosiasi sebagai salah satu nilai ASEAN juga terkait dengan penanganan COVID19 di tingkat regional. Artinya, ASEAN perlu memperkuat pertukaran informasi di antara negara-negara anggotanya tentang kebijakan yang akan diambil negaranya, baik itu penangguhan penerbangan atau peristiwa yang melarang partisipasi beberapa orang. Oleh karena itu, diseminasi data antar negara ASEAN sangat penting, karena tanpa dukungan data yang efektif dan terukur, mekanisme negosiasi tidak akan dapat berfungsi secara efektif.

Ketiga, Singapura dan Vietnam merupakan dua negara ASEAN yang berhasil melakukan mitigasi yang berhasil menurunkan jumlah kasus di negaranya. Singapura memiliki program pengujian skala besar dan pelacakan kontak yang ekstensif, dan penerapan pendekatan komunitas oleh Vietnam adalah dua pelajaran penting yang dapat dibagikan oleh ASEAN. 

Selain itu, mereka telah berhasil mengembangkan alat tes COVID19 lokal (The Jakarta Pos, 2020). Meskipun penyesuaian harus dilakukan sesuai dengan situasi virus di masing-masing negara, mengingat pentingnya pengujian komprehensif untuk deteksi dini penyebaran virus corona, kedua negara harus mendukung negara anggota ASEAN lainnya untuk mengembangkan pasokan kit. impor. Untuk negara-negara dengan populasi besar dan tersebar seperti Indonesia, deteksi skala besar, simultan dan instan jelas merupakan kebutuhan mendesak saat ini, sambil menghadapi masalah kekurangan peralatan di pasar dunia.

Keempat, pembentukan ASEAN COVID-19 Response Fund dan ASEAN Center for Infectious Diseases. Namun, belajar dari pengalaman ASEAN selama ini, pembentukan lembaga baru semacam itu seringkali tidak menyelesaikan masalah substantif negara-negara anggota. Efektivitasnya jelas tergantung pada masalah pendanaan dan keinginan masing-masing Negara Anggota. Namun, faktor ekonomi dan politik yang mempengaruhi hubungan antara negara anggota dan masyarakat seringkali menjadi tantangan bagi lembaga multilateral untuk menangani ancaman keamanan non-tradisional di kawasan (Hameiri & Jones, 2015).

REFERENSI

Lidya Cristian Sinaga (2020), ASEAN dan Solidaritas Regional Menghadapi Covid-19 http://www.politik.lipi.go.id/kolom/kolom-1/politik-internasional/1359-asean-dan-solidaritas-regional-menghadapi-covid-19

Parwanto (2020), Virus Corona (2019nCoV) untuk COVID19 https://jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/download/117/62/
Yosinta Margaretha (2020), ASEAN Region Challenge and Cooperation against COVID19 http://psdr.lipi.go.id/newsandevents/opinions/tantangan-Kerjasama-regional-asean-dalam-Melawan-covid19.html

Ziyad Falahi & Poltak Partogi Nainggolan (2020), Regionalisme ASEAN Dalam Merespon Pandemi COVID-19 https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-629-213-20200707165558.pdf

Penulis : Agus Setiawan (Mahasiswa IISIP JAKARTA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun