Pemodelan proses bisnis dan metode analisis seperti penetapan biaya berdasarkan aktivitas digunakan berdasarkan analisis fundamental untuk mendesain ulang proses baru.Â
Alat berbasis teknologi lainnya seperti pemetaan proses, laporan analisis, dan diagram alur dikembangkan dan digunakan untuk mencapai tujuan rekayasa ulang.
Metodologi dapat membantu koperasi syariah menyederhanakan proses rekayasa ulang yang rumit dan membantu implementasi yang lebih baik.
Model-model yang bisa digunakan antara lain : model perancangan dan prototipe yang disusun oleh Davenport pada tahun 1993, model Hammer dan Champy tahun 1991, metodologi Break Point Coopers & Lybrand, model rekayasa ulang cepat, metodologi rekayasa Perusahaan, metodologi kodak dan metodologi siklus hidup yang dikembangkan oleh Minder Chen.
5. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF DAN TAMPAK
Rekayasa ulang membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki keterampilan dan kemampuan dalam inovasi, kreativitas, visi yang berpengaruh, pengetahuan bisnis yang mendalam, kredibilitas, karakter yang tanpa cela dan pertimbangan yang sangat baik.
Pemimpin tersebut dalam membangun suatu nilai dan penerapan dalam bisnis, tidak terus berpaku pada cara-cara yang konvensional serta dapat menginspirasi dan memotivasi semua orang dalam perusahaan untuk mencapai visi yang ingin dituju bersama.
LANGKAH STRATEGIS
Langkah penerapkan perubahan yang sukses melalui rekayasa ulang proses bisnis koperasi syariah adalah :
Pertama, identifikasi tujuan dan sasaran. Sebelum memulai rekayasa ulang proses bisnis, pertimbangkan kembali tujuan dan sasaran organisasi sehingga kita dapat membuat alur kerja yang berpusat pada tujuan tersebut.
Kedua, pertimbangkan peralatan yang kita miliki. Meningkatkan perangkat lunak dan peralatan dapat memungkinkan kita dan anggota tim bekerja lebih cepat dan menyimpan informasi penting dengan lebih aman.