Mohon tunggu...
AGUS SJAFARI
AGUS SJAFARI Mohon Tunggu... Dosen - DOSEN FISIP UNTIRTA, KOLOMNIS, PEMERHATI MASALAH SOSIAL DAN PEMERINTAHAN

Mengajar, menulis, olah raga, dan seni khususnya main guitar dan nyanyi merupakan hoby saya.. topik tentang sosial, politik, dan pemerintahan merupakan favorit saya..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Masih Perlukah Program MBKM?

18 Mei 2024   17:23 Diperbarui: 21 Mei 2024   12:10 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keempat, Peningkatan kemampuan mahasiswa dalam hilirisasi research. Kegiatan penelitian yang ada dalam program MBKM merupakan kegiatan yang bertujuan agar mahasiswa mampu bersifat inovatif dan kreatif di dalam mengembangkan kemampuan untuk meneliti. Proyek-proyek penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa diharapkan mampu dijadikan sebagai prototipe yang bisa menghasilkan output yang sangat positif baik terkait dengan inovasi produk, pembaharuan kebijakan, pemberdayaan Masyarakat, serta manfaat lainnya dari hasil penelitiannya tersebut. Penekanan dari kegiatan ini adalah case based methode dan project based methode dimana hasil penelitiannya tersebut mampu memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Problematika MBKM

Program MBKM dalam praktiknya ternyata tidak nihil dari masalah baik yang menimpa PTN besar, menengah, maupun kecil. Belum lagi hal problematika ini juga dirasakan oleh para PTS dalam mengimplementasikan MBKM ini.

Salah satu kegiatan MBKM yang dianggap memiliki poin yang besar serta mampu mengangkat perguruan tinggi  adalah akses kerja sama dengan perusahaan, industri atau instansi yang bonafid yang tergolong seratus top dunia maupun nasional.

Program ini sepertinya hanya dimiliki oleh beberapa perguruan tinggi yang besar dan sudah mapan. Perusahaan-perusahaan kelas dunia masih lebih melirik perguruan-perguruan tinggi besar yang masuk dalam top 20.

Di luar kelompok perguruan tinggi tersebut perlu usaha ekstra keras untuk dapat melakukan kerja sama dengan industri atau perusahaan terbaik dunia. Bagi perguruan tinggi yang berada di bawah naungan perusahaan atau industri besar, maka program MBKM ini sangat menguntungkan karena mereka memiliki akses yang sangat besar untuk menempatkan para mahasiswanya untuk melakukan magang di beberapa perusahaan atau industri yang selama ini mem-backup perguruan tingginya tersebut, sehingga perguruan tinggi tersebut memiliki keunggulan terkait akses kepada perusahaan yang bonafid.

Beberapa problematika teknis lainnya yang dihadapi dalam program MBKM adalah persoalan konversi mata kuliah yang tak kunjung usai, dikarenakan masih terdapat perbedaan yang tajam antara para pemangku kepentingan mulai dari dosen, pembimbing akademik, ketua program, pimpinan fakultas bahkan juga pimpinan universitas terkait capaian pembelajaran (CPL) dari setiap kegiatan MBKM tersebut.

Meskipun sudah terdapat panduan yang sudah diterbitkan oleh Kemendikbudristek, namun pada tataran teknis di bawah masih menyisakan perbedaan persepsi yang sangat serius yang ujungnya mahasiswa menjadi korbannya.

Pada akhirnya perlu ada perenungan yang sangat serius dan mendalam di tahun terakhir kepemimpinan Mas Menteri Nadiem di Kemendikbudristek, apakah memang program MBKM ini masih diperlukan atau tidak. Wallahua'lam bis showaab.

Penulis adalah Dosen FISIP Untirta, Analis  Masalah Sosial & Pemerintahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun