"Jadi gini bro, monster yang dilawan ultraman itu dasarnya kan seperti hewan, ada yang berbentuk ular, kadal, harimau, macem-macem deh, gw mikirnya sih gini, kalau habitat mereka gak diganggu sepertinya mereka gak akan menggangu manusianya deh, mungkin aja manusianya merusak alam sehingga habitat mereka terganggu dan pada akhirnya mereka hanya melindungi wilayah teritori dan habitat mereka aja."
Gendon diam sejenak, kepalanya yang pusing karena belum mendapat hasil memancing, bertambah pusing dengan penjelasan Upi barusan. Tapi kalau dipikir apa yang dijelaskan Upi ada benarnya juga, banyak manusia yang terlalu rakus dan tamak, sehingga sering abai dengan keadaan sekitar, disaat mereka tertimpa masalah akibat ulah mereka sendiri, mereka akan cenderung mencari sesuatu yang dapat mereka salahkan, alih-alih berpikir akar dari masalah itu sendiri.
"Coba deh lu perhatikan, ultraman setiap berantem lawan monster pasti lebih sering di hutan dibanding di kota, iya kan." Ujar Upi melanjutkan penjelasannya.
Upi yang terlihat cukup kenyang membuang sisa ubinya ke sungai yang dimana terdapat umpan Gendon disitu.
"Ups, sorry bro, gw ga sengaja."
"Sialan lu Pi, sini lu jangan lari."
Upi berlari meninggalkan Gendon yang terlihat semakin dongkol karena ulahnya barusan. Pada akhirnya mereka berdua tidak mendapat hasil apapun dari memancing hari itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H