Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan featured

[Hari Lahir Pancasila] Pantja Sila yang Menjadi "Jembatan Emas" Semua untuk Semua!

30 Mei 2020   01:33 Diperbarui: 1 Juni 2022   06:30 2488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Karno (Sumber foto: https://frankgo.devianart.com)

Di salah satu bagian lain pidatonya Bung Karno berucap, "Djanganlah kita gentar, zwaarwichtig, lantas mau menjelesaikan lebih dulu 1001 soal jang bukan-bukan! Sekali lagi saja bertanja: mau merdeka apa tidak? Mau merdeka apa tidak?" Semua hadirin secara serempak berkata: "Mau!"

Untuk menjelaskan lebih lanjut gagasannya, Bung Karno mengulas isi dan makna kemerdekaan yang sudah dialami oleh beberapa negara di dunia, diantaranya: Jerman, Arab Saudi, Iran, Tiongkok, Jepang, Amerika, Inggris, Rusia, hingga Mesir.

Para pendiri masing-masing negara di atas mempunyai pandangan masing-masing tentang kemerdekaan bagi tanah air yang diperjuangkannya. Mereka adalah Lenin, Ibn Saud, Hitler, Sun Yat Sen, dan Gandhi.

Dengan sangat runut Bung Karno menjelaskan berbagai bentuk negara yang ada di dunia, sekaligus beragam aliran dan paham politik yang dianutnya. Semua pemaparan tersebut hendak mengajak hadirin  untuk memaknai secara benar mengapa Weltanschauung (dasar negara) itu sangat mendesak dan amat diperlukan sebelum Indonesia merdeka.

Menurut pendapat Bung Karno, syarat kemerdekaan Indonesia bisa diraih bila kita memiliki bumi, rakyat, mempunyai pemerintahan, dan diakui oleh salah satu negara yang yang telah "lebih dahulu" merdeka. Orang-orang di Indonesia tidak perlu mempermasalahkan, apakah semua rakyat Indonesia sudah bisa membaca atau tidak, apakah perekonomian sudah maju atau belum, apakah rakyatnya sudah pintar atau belum.

Saat menyampaikan pidatonya, Bung Karno dan para peserta pertemuan sidang telah berada di hari ketiga. Dengan rinci Bung Karno membawa ingatan semua hadirin untuk kembali menyelami pokok-pokok pemikiran yang sudah disampaikan sebelumnya oleh para tokoh yang hadir.

Misalnya tentang perkataan Dr. Soekiman dan Ki Bagoes Hadikoesoemo yang mengajak semua peserta agar mencari persetujuan bersama tentang "dasar negara" Indonesia. Dalam konsep Indonesia yang dikemukakan Bung Karno, beliau menekankan bahwa kemerdekaan yang dimaksud adalah kemerdekaan "semua untuk semua" dan bukan kemerdekaan untuk seseorang, kelompok, atau golongan tertentu saja.

Sebagai bahan kajian bersama, Bung Karno kembali mengumandangkan makna "merdeka" seperti yang pernah beliau tuliskan dalam risalah bertahun 1933 dengan judul "Mentjapai Indonesia Merdeka". Bung Karno menyebutkan, "Bahwa kemerdekaan, politieke onafhankelijkheid, political independence, tak lain dan tak bukan, ialah satu djembatan, satu djembatan emas. Saja katakan di dalam kitab itu, bahwa di seberangnja djembatan itulah kita sempurnakan kita punja masjarakat."

Bung Karno berkeyakinan, bilamana sebelum merdeka kita "terlampau" banyak mengemukakan pelbagai alasan di dalamnya, maka belum tentu dua puluh tahun lagi Indonesia akan merdeka. Bahkan Bung Karno dengan lantang berucap, jika untuk keperluan Indonesia merdeka harus didahului dengan segala persiapan yang serba njelimet, maka kita semua tidak akan mengalami Indonesia merdeka, - sampai di lubang kubur!

Menyusuri Makna Sila-sila Pantja Sila

Dalam pidatonya yang panjang tersebut, Bung Karno pun mengupas secara gamblang makna dari masing-masing sila yang diusulkannya kepada semua peserta sidang. Sila pertama Pantja Sila berbunyi "Kebangsaan Indonesia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun