Dari Iklan Kita Belajar Menjadi Manusia yang Kembali Fitri
Tak dapat disangkal bahwa beragam tayangan iklan di bulan Ramadan, sebagian diantaranya memang bermuatan positif dan hendak menuntun para penontonnya agar sama-sama kembali pada hakikat kemanusiaannya.
Iklan adalah sebuah karya seni yang dibuat melalui proses yang panjang dan tidak sedikit yang melibatkan banyak orang dan banyak pemikiran di dalamnya. Meskipun durasinya hanya sekitar satu sampai dua menit, namun banyak pesan berharga yang ingin disampaikan melalui iklan itu.
Para pembuat konten iklan adalah para pekerja seni yang bekerja dari hati sesuai dengan pesanan perusahaan, lembaga, atau perseorangan yang menginginkan iklan itu dibuat. Hingga kini, keberadaan iklan untuk tujuan pemasaran (marketing) masih terbilang efektif demi mendongkrak popularitas dan hasil penjualan aneka produk yang ditawarkan.
Iklan yang berkualitas biasannya dibuat oleh pribadi-pribadi yang mempunyai ide berkualitas pula. Kepiawaian seorang sutradara iklan, akan sangat menentukan hasil karyanya yang nanti akan tayang dan dinikmati oleh masyarakat luas.
Khusus untuk tayangan iklan di bulan Ramadan, para kreatornya tentu berusaha menterjemahkan beragam nilai kearifan dan budaya kebaikan yang hidup dan berkembang di masyarakat kita.
Tentu tidak mudah menghasilkan tayangan iklan dengan durasi yang relatif singkat, namun bertujuan mengajak para penontonnya agar sama-sama menyadari dan kembali kepada fitrahnya sebagai manusia yang suci.
Banyak iklan yang dihasilkan begitu ciamik, tanpa terkesan menggurui. Kisah-kisah sederhana yang dikemas begitu cantik dan rupawan, hingga terkadang berhasil menghipnotis para penontonnya sehingga sempat melupakan bahwa tayangan itu adalah "iklan"!
Iklan-iklan di bulan Ramadan yang berkualitas selalu akan ditunggu oleh masyarakat luas di setiap tahunnya. Dari iklan ternyata kita juga bisa belajar, belajar untuk kembali menyadari kemanusiaan kita yang harus selalu ingat kepada Khalik-nya.