Baru saja selesai membaca buku terbaru Pak Agung Webe, LOOP, Another Beginning. Novel ini berhasil mengguncang pemahaman saya tentang realitas, kematian, dan eksistensi.
Realitas. Mungkin apa yang kita anggap sebagai realitas hanyalah panggung bagi jiwa untuk memainkan peran-perannya, berdasarkan skenario yang telah 'ditulis' dalam kode genetik kita. Setiap perjalanan membawa kita lebih dekat pada pemahaman, tetapi juga membuka lebih banyak pertanyaan. Keraguan menghalangi kita untuk memilih realitas secara sadar dan kita mungkin terjebak dalam ilusi bahwa realitas saat ini adalah satu-satunya yang ada. Setiap keputusan yang tidak kita ambil menjadi benih dari realitas alternatif, di mana versi lain dari kita hidup dan mengambil jalur berbeda. Ini mengajak kita merenungkan bagaimana setiap pilihan membuka kemungkinan tak terbatas dalam multisemesta kehidupan.
Kematian. Apa yang kita takutkan sebagai akhir kehidupan, yaitu kematian, sebenarnya adalah sebuah transisi ke keberadaan yang lebih murni, sebuah perjalanan 'pulang' yang telah lama ditakdirkan. Kehidupan dan kematian hanyalah peristiwa yang terus bergulir dalam siklus abadi alam semesta, bagian dari perjalanan yang tidak bisa kita hindari. Saat kehilangan seseorang yang kita cintai, sejatinya kita menangis bukan karena kehilangan tubuh fisiknya, tetapi lebih pada kenangan dan momen yang terukir bersama. Kita merasa tidak lagi punya kesempatan untuk membuat kenangan baru. Semua ternyata tentang keterikatan kita pada kehidupan kita sendiri.
Eksistensi. Keinginan memberikan yang terbaik seringkali menjadi tekanan terhadap diri sendiri. Penting untuk mencari makna dalam setiap lini kehidupan, bukan tentang mencapai kesempurnaan atau membuat semua orang puas, tetapi tentang menghubungkan emosi secara manusiawi. Eksistensi kita adalah abadi. Apa yang kita alami hanyalah fragmen-fragmen pikiran dari objek yang mengalami peristiwa, yaitu kesadaran itu sendiri. Kesadaran tidak terikat oleh waktu dan ruang seperti yang dipahami secara konvensional. Sebaliknya, kesadaran bisa berada dalam semua realitas, terhubung melalui benang keabadian yang tidak bisa kita lihat, tetapi bisa kita alami.
Dengan gaya bahasa yang mengalir khas Pak Agung Webe, novel ini mengingatkan kita bahwa kita memerlukan keseimbangan dalam pencarian makna hidup. Novel ini juga mengajak pikiran pembaca untuk terbuka pada berbagai sudut pandang dan berani kritis tentang apa yang diyakininya sebagai kebenaran, untuk selalu mencari makna di setiap sudut kehidupan dan menghadirkan refleksi yang mendalam.
Selamat atas kelahiran novel terbaru Bapak. Terima kasih sudah mengajak saya untuk menjadi bagian dari pembaca pertama novel keren ini.
DittaÂ
"Apa sebenarnya yang kamu cari, Jena?" Pertanyaan dasar ini sering menghambat Jena dalam setiap kehidupannya yang berbeda. Saat Anda membaca buku ini, pasti Anda akan ditarik kepada pertanyaan yang sama, "Apa sebenarnya yang aku cari dalam hidup ini?" Mungkin kita adalah watak seperti Jena yang berada dalam siklus kehidupan dan pertanyaan yang berulang-ulang.
Novel 'Loop' ini menarik karena cara penulis membawa pembaca melihat perjalanan hidup seorang wanita bernama Jena yang menyadari bahwa hidupnya terperangkap dalam pola kehidupan yang berulang. Cerita membuat kita mencari tahu di mana bab yang mulai dan di mana bab yang akhirnya, sesuai dengan kata 'Loop' yang dijadikan judul.
Jena mengalami kelahiran dan kematian di masa dan tempat yang berbeda. Dari seorang pemadam kebakaran, chef di New York 2030, istri Damar di Kerajaan Giri Kedaton 1614, hingga ilmuwan di planet Cosmogon di Galaxy GN-Z11. Pertemuan Jena dengan Djena, penulis novel 'Loop,' menggambarkan hidup Jena sendiri. Watak Jena dan Djena disatukan lagi dalam novel ini, menciptakan narasi yang melintasi batas antara fiksi dan realitas, sains dan filosofi, dengan pesan-pesan yang diselipkan dalam cerita.
Novel ini menarik karena mengajak kita membacanya berulang kali untuk mencari intisarinya, serta membawa pembaca melihat ke dalam diri mereka sendiri dengan pertanyaan mendasar, "Apa sebenarnya yang aku cari selama ini?"