Dan masih puluhan lagi contoh kasus bunuh diri karena bullying lainnya.
Siapa yang menjamin anak yang dibully se-Indonesia tidak akan berbuat nekat?
Maukah Anda bertanggung jawab? Tidakkah Anda akan merasa bersalah?
"Biar ah, itu kan cuma seorang anak. Mengorbankan satu anak saja untuk menyelamatkan perilaku anak seluruh Indonesia sungguh tidak ada apa-apanya."
Bagaimana jika yang "satu anak saja" itu adalah anggota keluarga Anda? Masihkah Anda tega berkata demikian? Kecuali jika Anda sakit jiwa.
"Mengapa kamu repot-repot menulis ini, Afi?"
Jawabannya, karena tulisan ini minimal bisa mengingatkan diri saya sendiri agar tidak gampang ikutan bully sana-sini.
Alasan kedua,
Karena saya peduli. Saya ingin melihat anak itu menjadi lebih baik. Saya ingin melihat anak itu memperbaiki kesalahannya karena ternyata masih ada satu orang yang ingin melihat dia menjadi lebih baik walaupun jutaan orang lain menjatuhkan vonis 'pendosa' padanya. Saya ingin melihatnya berprestasi. Saya ingin melihatnya menjadi suami dan ayah yang baik suatu hari nanti. Saya ingin melihat anak itu sukses walaupun dia dan kita semua pernah melakukan kesalahan.
Saya tidak ingin melihatnya depresi dan lari ke narkoba. Saya tidak ingin melihatnya masuk geng yang meresahkan masyarakat karena andil kita di dalamnya.
Dan alasan terakhir,