Padahal kalau ia mau sabar dan menghabiskan seluruh buku Kiyosaki, mungkin ia dapat melihat sisi lain tentang kata kaya tersebut, dengan poin penting  bahwa pikiran mereka yang menjadikan kaya, bukan uang mereka. Kemudian sadari bahwa untuk menjadi kaya mereka tidak memerlukan uang.
Bila kaya tidak dihubungkan dengan uang, maka kata ‘kaya’ dapat diganti menjadi bahagia atau keberlimpahan.
Namun saya harus menyampaikan maaf saya kepada Kiyosaki. Walaupun dia tidak kenal saya, dan kata maaf saya tidak berpengaruh baginya. Saya sangat berterimakasih dengan buku tersebut karena mengingatkan kembali saya kepada Budi Pekerti yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara. Terlebih lagi ‘the power of no’ atau hidup dalam menikmati masa kini yang diajarkan oleh Ki Ageng Suryomentaram dengan langkahnya yang bernama ‘Kramadangsa’.
Â
Salam Kaya! – baca: Bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H