Salah satu media yang bisa digumakan sebagai tempat belajar adalah blog. Dengan rutin menulis blog kalian akan terbiasa menata gagasan dan sekaligus mendalami  tata bahasa serta memperkaya kosa kata.  Tak melulu harus formal; ngeblog juga bisa dilakukan dengan  santai dan gaul sebagai jeda di antara tema serius.
Bahasa daerah untuk melestarikan budaya
Milenial sebagai generasi penerus selayaknya berperan melestarikan bahasa sebagai bagian dari budaya di daerah masing-masing. Terkesan seperti beban, tetapi di balik itu terselip berkah tersembunyi.
Jika kalian pergi ke daerah lain atau ke luar negeri, salah satu pertanyaan yang lazim diajukan adalah: apa ciri khas daerah asalmu?
Dengan adanya manfaat internet pertanyaan tersebut tentu mudah dijawab dengan menelusuri laman informasi daerah. Namun, jika kalian memang seorang pencinta budaya atau apalagi menguasai salah satu kesenian daerah  maka jawaban kalian pasti berbeda.
Bagi milenial, penguasaan bahasa dan atau budaya daerah itu adalah suatu nilai lebih. Kalian memiliki kesempatan untuk menjadi duta budaya mewakili provinsi atau negara. Dan yang pasti, dengan kemampuan tersebut kalian telah berperan sebagai pelestari warisan nenek moyang kita.
Bahasa internasional, minimal harus bisa bahasa InggrisÂ
Perserikatan Bangsa-bangsa mengakui  6 bahasa pengantar resmi  yaitu: Inggris, Prancis, Mandarin, Arab, Spanyol, dan Rusia. Milenial yang ingin menjadi warga dunia tentu wajib menguasai salah satunya; atau yang lain.
Di antara 6 bahasa PBB, Bahasa Inggris adalah bahasa asing yang wajib diajarkan di Indonesia. Namun demikian, meski sudah belajar beberapa tahun tetapi  siswa kadang  tidak pede atau merasa kurang lancar saat mempraktikkan.
Penguasaan bahasa internasional yang lemah akan menghambat komunikasi dan akses pengetahuan. Padahal banyak buku, narasumber atau referensi  yang menggunakan bahasa asing terutama bahasa Inggris.